Cuit….Cuit…Cuirrtt, suara burung bersautan, desir angin membuka daun menghantarkan mentari menyinari tanah lembab di dalam hutan. Batang pohon besar menjulang tinggi seakan mengawal pendatang memasuki tanah mereka. Pemandangan alam nan asri terlihat sekitar hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang luasnya sekitar 113,357 hektar. <br />
<br />
Taman Nasional ini berada ditiga wilayah Sukabumi, Bogor dan Lebak ini sempat ditutup bagi pengunjung beberapa waktu telah dibuka kembali sehingga wisatawan dapat menikmati berbagai macam keindahan alam mulai dari tumbuhan, hewan dan pemandangan lainnya.<br />
<br />
Keindahan-keindahan tersebut dapat dinikmati dari mulai matahari terbit dimana wisatawan dapat melihat aktivitas penduduk lokal memetik kebon teh yang terhampar luas seperti permadani yang menyelimuti alam di dalam hutan, juga bisa dinikmati keheningan hutan yang sesekali terdengar suara kicauan burung juga satwa lainnya. Selain itu wisatawan juga dapat melakukan pengamatan kehidupan liar dengan fasilitas canopy trail untuk berjalan dari pohon ke pohon, melihat langsung kehidupan burung dan satwa liar lainnya yang tinggal di tajuk pohon.<br />
<br />
Pada malam hari, berbagai macam jamur kecil bermunculan dengan warna hijau menyinari lantai hutan seperti kunang-kunang yang menyala, seakan membawa ke dalam dunia kurcaci dengan lampu kecilnya. Jika beruntung, di kawasan Cikaniki, wisatawan dapat melihat langsung primata yang terancam punah jenis Owa Jawa yang bergelantungan.<br />
<br />
Itulah kawasan koridor yang berfungsi sebagai penghubung antara ekosistem di Gunung Halimun dan Gunung Salak. Agar keasrian dan keselarasannya tetap terjaga, maka pengunjung harus ingat bahwa jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan mengambil sesuatu kecuali gambar dan Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu, untuk generasi selanjutnya bercerita.<br />
<br />
<br />
Text & Foto : Muhammad Adimaja
