KEABADIAN TERAKOTA

Hermanus Prihatna

Komplek pemakaman Kaisar Qin Shi Huang merupakan salah satu situs arkeologi terbesar di muka bumi dan menjadi tujuan pariwisata terbesar di Republik Rakyat Cina (RRC). Seorang petani yang sedang mencari air secara tak sengaja menemukannya pada tahun 1974 di pertengahan musim kering.

Penggalian selanjutnya dilakukan oleh tim arkeologi negeri tirai bambu tersebut dan terkuaklah makam sang kaisar dengan 8.099 patung prajurit, lengkap dengan bentuk formasi tentara serta kuda tempurnya. Seluruhnya berukuran seperti aslinya, dengan skala perbandingan 1:1.

UNESCO menyematkan situs arkeologi yang terletak di Xian, ibukota provinsi Shaanxi ini sebagai situs warisan dunia pada tahun 1987.

Situs makam kaisar ini turut mengungkap bahan dan metode pembuatan patung-patung yang diperkirakan berumur 2.200 tahun itu. Peneliti menemukan bahan yang digunakan adalah tanah liat yang berasal tak jauh dari lokasi situs.

Tanah liat tersebut disalurkan kepada para pembuat patung yang kemudian mulai membuat kaki, badan serta tangan. Setelah sekujur badan terbentuk, wajah para prajurit adalah bagian terakhir.

Ini salah satu temuan yang istimewa bagi para peneliti karena ternyata wajah dari patung para prajurit ini tidak ada yang serupa. Juga ditemukan pasir sebagai bahan yang dicampur pada tanah liat patung prajurit. Diduga metode mencampur pasir dan tanah liat akan mempermudah pembentukan patung dan membuat patung tahan lama.

Selain itu para peneliti menemukan indikasi bahwa patung-patung ini dipanaskan secara lambat. Tak heran patung-patung ini diberi nama patung terakota. Yang diambil dari bahasa Italia (latin), terra-cotta (tanah bakar), kerajinan tembikar yang berasal dari tanah liat.

Gugusan patung terakota dipertontonkan untuk umum oleh pemerintah Cina yaitu pada 1 Oktober 1979, bertepatan dengan Hari Nasional RRC. Sementara itu, penelitian terus berjalan hingga kini.

Masih banyak pekerjaan yang harus dikuak oleh para arkeolog dari situs yang sekarang terbagi dalam tiga pit. Pit pertama adalah aula yang luas, pengunjung dapat menyaksikan sedikitnya seribu patung prajurit sang kaisar yang berjajar membentuk formasi tempur.

Pit kedua, ditemukan pada tahun 1976, jaraknya tidak jauh dari pit pertama, berisi 1.300 patung kuda dengan tentara, dan bermacam jenis senjata yang konon sekitar ribuan jumlahnya dan semua senjata terbuat dari perunggu. Pit ketiga juga ditemukan pada tahun 1976, jaraknya sekitar 25 meter dari pit pertama, di lokasi ini hanya sekitar 68 patung tentara, 4 kuda dan 1 kereta yang terletak di dekat makam Kaisar Qin Shi Huang.

Adalah Ying Zheng, dilahirkan pada tahun 259 SM kemudian naik tahta pada usia 13 tahun dengan nama Qin Shi Huang. Selama memerintah, Qin Shi Huang berhasil menorehkan sejarah kepemimpinannnya dengan menaklukkan enam penguasa negeri-negeri di Tiongkok sekaligus menutup era dinasti Zhou.

Qin Shi Huang menyatukan Tiongkok di dalam dinasti baru yang dibentuknya, Dinasti Qin (221 SM). Serta menyematkan Di yang berarti raja yang ditambahkan pada namanya setelah Huang yang juga berarti raja. Qin Shi Huangdi menjadi kaisar pertama Tiongkok.

Sejak penaklukan sekaligus penyatuan Tiongkok, sang Kaisar mewujudkan beberapa hal dalam konsepsi persatuannya. Kaisar melakukan penyeragaman huruf dan ukurannya yang berlaku di Tiongkok.

Sebaliknya, sang Kaisar juga melakukan pembakaran terhadap buku-buku filsafat lama dan menguburkan hidup-hidup para sarjana yang menolak menyerahkan kitab-kitab filsafat mereka yang dianggap dapat mengganggu kekuasaan Dinasti Qin.

Kekejaman Shi Huangdi juga tertoreh pada tembok Cina yang diteruskan pembangunannya pada masa Dinasti Qin. Para pekerja yang mati dalam proses penyelesaian tembok ini, dikuburkan di dalam bangunan tembok tersebut.

Seantero Tiongkok di dalam genggamannya, seluruh potensi yang dianggap akan melahirkan pemberontakkan, ditumpas. Ia juga merampungkan tembok sepanjang 3.000 km yang digagas dari generasi sebelumnya.

Namun sang Kaisar menyadari, bahwa seluruh yang diraihnya tentu saja tak dapat dinikmatinya seandainya umur terbatas. Mulailah ia terobsesi dan memerintahkan untuk mencari ramuan keabadian.

Alam berkehendak lain, Kaisar pertama Tiongkok ini mati muda diusianya yang ke-49 pada tahun 210 SM. Bahkan Dinasti Qin yang diharapkannya akan berlangsung selama 10.000 generasi, hanya dapat bertahan pada dua generasi keturunannya.

Kisah pemerintahan Dinasti Qin ini diketahui dari dokumen kuno yang berusia 2.000 tahun dari dalam sebuah sumur tua di daerah provinsi Hunan. Peneliti dari Universitas Hunan mempelajari 36.000 lembar kayu beraksara kuno yang berasal dari tahun 259 - 210 SM.

Penemuan-penemuan arkeologis ini telah mengungkap perintah nasional Kaisar Tiongkok yang terobsesi dengan keabadian. Sehingga ketika dimakamkan, dibangunlah sebuah kompleks pemakaman yang besar lengkap dengan patung-patung prajurit dengan kelengkapan tempur dengan harapan sang Kaisar dapat terjaga di alam berikutnya.

Namun "ketenaran" yang diharap sang Kaisar justru diambil alih para prajuritnya dengan konsentrasi penemuan massal arkeologis yang lebih menggemakan "keabadian" dari para prajurit terakota yang dapat bertahan lebih dari dua ribu tahun tersebut.