Waktu masih menunjukkan pukul 08.15 WIB, ribuan warga telah berduyun-duyun berjalan sekitar kurang lebih enam kilometer dari tempat parkir yang telah ditentukan oleh keamanan setempat, datang dari berbagai wilayah di Jawa Timur itu terlihat dari nopol kendaraan yang menyerbu ke lokasi.
Tercium aroma durian Pido, durian khas Wonosalam, Jombang, Jawa Timur yang menyengat hidung, jajaran warga menjajakan durian pido bervariasi ukuran sepanjang sekitar dua kilometer menuju akses dimana acara Kenduren (kenduri) Durian yang menjadi acara tahunan saat panen durian Pido yang menjadi andalan masyarakat kawasan itu.
Tak lama kemudian puluhan warga bersorak-sorai, berlari kecil sambil memikul gunungan kecil yang berisikan produk pertanian lokal unggulan seperti buah salak, pisang, rambutan, alpukat, petai dan bahkan durian itu sendiri dari sembilan desa kecamatan Wonosalam, Jombang, Jawa Timur yang beriringan memasuki lapangan, kemudian sembilan gunungan kecil tersebut mengitari gunungan yang menjulang tinggi sekitar tujuh meter dengan buah durian yang ditata pada kerangka kayu dan bambu yang berisikan sekitar 2015 durian Pido.
Sejumlah warga mengusung hasil panen durian dan buah-buahan lainnya di Jombang, Jawa Timur.
Seorang warga melemparkan sebuah durian Pido khas Wonosalam ke arah warga lain di Jombang, Jawa Timur.
Sejenak kemudian Kenduren dibuka secara resmi oleh bupati setempat, acara tahunan yang dikenal dengan “Kenduren Wonosalam” itu digelar di kecamatan Wonosalam saat musim durian yang merupakan bentuk rasa syukur atas panen durian Pido yang kerap disebut raja buah. Masyarakat segera menyerbu sembilan gunungan kecil dan gunungan utama yang tersusun dari 2015 durian Pido secara gratis.
Tak sampai setengah jam tumpeng raksasa yang terbuat dari durian itupun habis, ludes dan hanya menyisakan kerangka kayu dan bambu. Menyaksikan warga yang berebut durian memang agak sedikit ‘mengerikan’ karena yang diperebutkan adalah buah durian yang bisa jadi berduri tajam.
Namun warga selalu antusias untuk memeriahkan agenda tahunan ini, karena sudah menjadi tradisi untuk menjaring wisatawan, terutama para pecinta durian. Ya, durian Pido Wonosalam, merupakan durian endemik di kawasan Wonosalam dengan ciri buah agak lonjong, daging cukup tebal dan pulen dengan biji yang nyaris tak ada.
Seorang warga melemparkan sebuah durian Pido khas Wonosalam ke arah warga lain di Jombang, Jawa Timur.
Seorang pria berada di samping gunungan durian Pido khas Wonosalam di Jombang, Jawa Timur.
Anda pemburu dan pecinta durian, wajib mencoba durian Wonosalam ini, terutama pada saat panen tiba sambil menikmati kemeriahan Kenduren Durian Wonosalam.
Seorang pria memperlihatkan durian Pido khas Wonosalam di Jombang, Jawa Timur.
Sejumlah warga mengusung gunungan hasil panen buah di Jombang, Jawa Timur.
Warga memanjat gunungan durian Pido khas Wonosalam di Jombang, Jawa Timur.
Warga memanjat gunungan durian Pido khas Wonosalam di Jombang, Jawa Timur.
Warga berbondong-bondong menyaksikan Kenduren Wonosalam di Jombang, Jawa Timur.
Deretan gunungan buah hasil panen warga di Jombang, Jawa Timur.
Ribuan warga menyaksikan Kenduren Wonosalam di Jombang, Jawa Timur.
Warga memanjat gunungan durian Pido khas Wonosalam di Jombang, Jawa Timur.
Foto dan Teks: M Risyal Hidayat