DI RUMAH PENGASINGAN BUNG KARNO

Irsan Mulyadi

“Kawan! 

Pusara adalah lambang kesinambungan 

Hidup! Mati! Dalam perjuangan

Monumen Soekarno dengan latar belakang suasana rumah pengasingan Bung Karno, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Siluet patung Bung Karno di ruang utama, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Bahana kekal panggilan Bung Karno 

Dari Blitar sampai Tanah Karo”

(Sitor Situmorang)

Sumpeno, pengurus rumah pengasingan Bung Karno, berada di dalam kamar yang sempat ditempati Bung Karno, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Suasana rumah pengasingan Bung Karno, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Begitulah kata-kata yang tertulis di prasasti Rumah Pengasingan Bung Karno, di Desa Lau Gumba, No 56, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Di kawasan seluas 1,5 hektar, berdiri sebuah rumah bercat putih beratap seng dimana 67 tahun silam sang Proklamator Indonesia, Ir Soekarno sempat diasingkan.

Lokasi berjarak sekitar 60 km dari Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan, di situlah Rumah Pengasingan Presiden RI Pertama, Soekarno.

Rumah berukuran 20×30 meter di dataran tinggi Sumatera Utara, Bung Karno bersama Perdana Menteri Pertama RI Sutan Sjahrir dan Menteri Luar Negeri H Agus Salim menginap selama 12 hari di penghujung bulan Desember 1948 menyusul peristiwa Agresi Militer Belanda II.

Suasana rumah pengasingan Bung Karno dengan latar belakang monumen Soekarno, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Sumpeno (kanan), pengurus rumah pengasingan Bung Karno menjelaskan tentang letak ruangan rumah tersebut kepada pengunjung, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Di samping kiri ruang utama di sanalah “Putra Sang Fajar” beristirahat. Tak jauh dari kamar sang proklamator, terdapat kamar Sutan Sjahrir dan H Agus Salim.

Bukti-bukti sejarah terpampang di berbagai sudut ruangan. Dari tempat tidur yang masih terjaga dengan baik hingga dua foto menceritakan Bung Karno bersama Sutan Sjahrir dan H Agus Salim berada di lokasi tersebut.

Adalah Sumpeno (46) pegawai negeri sipil Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sejak enam tahun terakhir menjaga dan mengurus rumah pengasingan Bung Karno tersebut. Beliau mengaku sejak kecil sering mendengar cerita tentang Soekarno dari ayahnya bernama Kusno yang lahir di Blitar.

Foto Bung Karno, Sutan Sjahrir dan H Agus Salim di dinding ruang utama, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Pengunjung mengamati patung Bung Karno, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Rumah Pengasingan itu menjadi salah satu bukti sejarah dimana bangsa Indonesia memiliki tokoh-tokoh hebat seperti Soekarno, Sutan Sjahrir dan Agus Salim.

Dan Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.

Prasasti Monumen Bung Karno, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Tempat tidur yang digunakan Bung Karno, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Patung dan lukisan Bung Karno di ruang utama, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Palang pintu rumah pengasingan Bung Karno, di Desa Lau Gumba, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Foto dan Teks: Irsan Mulyadi

Licence

Choisissez la licence qui correspond à vos besoins
$ 200
Photo Story licence régulière
Éditorial et en ligne, 1024 px, 1 domaine
$ 500
Photo Story Exhibition & Publishing
Photo Exhibition & Publishing