JEJAK ISLAM DI QUANZHOU

Nyoman Budhiana

"Katakanlah.. sesungguhnya semua dari Allah dan akan kembali pada-NYA," demikian ucap seorang muslim asal Indonesia ketika membaca sepenggal tulisan Arab terpahat pada batu nisan yang dipajang dalam gedung "Quanzhou Islamic Culture Exhibit".

"Quanzhou Islamic Culture Exhibit" merupakan bagian dari "Quanzhou Maritime Museum" sebagai tempat penyimpanan benda cagar budaya sebagai pameran khusus sejarah Islam di Cina pada masa lampau.

Ratusan batu berisi pahatan kaligrafi tampak dipajang di dalam ruangan gedung tersebut. Menurut pengunjung itu pahatan tulisan Arab tersebut adalah petikan ayat-ayat Alquran dan Hadis Nabi Muhammad SAW.

Pengunjung melintas di dalam gedung museum kebudayaan Islam Quanzhou.

Replika perahu tradisional yang digunakan para pelaut Cina pada zaman mulainya penjelajahan jalur sutera maritim.

Petugas museum Sun Wan Lin, menjelaskan ratusan batu berbentuk nisan dan puing bangunan itu adalah temuan saat Pemerintah Provinsi Fujian membongkar tembok kuno Kota Quanzhou. Benda-benda bersejarah itu diselamatkan dan disimpan di museum yang dibangun pada tahun 1991.

Dari catatan sejarah Provinsi Fujian dan berdasarkan benda-benda yang ditemukan itu, menurut dia, penyebaran Islam ke Negeri Panda diperkirakan pada kurun 618-626 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Dinasti Tang.

Waktu itu disebutkan ada empat utusan Nabi Muhammad SAW yang berdakwah ke Cina, yakni seorang utusan di Guangzhou, seorang utusan di Yangzhou dan dua utusan di Quanzhou.

Pengunjung melihat denah bangunan dan tembok di kota Quanzhou pada zaman dahulu.

Pengunjung melihat tulisan, batu nisan dan puing bangunan berisi pahatan kaligrafi.

Di Quanzhou dua utusan nabi berdakwah agama Islam hingga wafat di sana. Dari foto makam kedua utusan Nabi Muhammad SAW itu dan replikanya dapat memperlihatkan keduanya dimakamkan dalam posisi berdekatan.

Sementara itu perkembangan peradaban Islam di Quanzhou banyak digambarkan dalam bentuk lukisan diorama, replika, bukti foto makam dan kaligrafi di dalam museum tersebut.

Diorama juga menggambarkan budaya warga yang penuh toleransi dan saling menghormati. Quanzhou dan budayanya diperkirakan sudah ada sejak abad III dan sudah memiliki kota administratif sejak 260 Masehi.

Pengunjung melihat batu puing bangunan berisi pahatan kaligrafi.

Pengunjung melihat diorama kehidupan di Cina saat mulainya perdagangan dengan negara lain.

Salah satu lukisan diorama menggambarkan dua warga di atas perahu di sebuah dermaga dengan pakaian tradisional khasnya memberi hormat kepada dua orang berjubah dan memakai sorban.

Selain bukti sejarah peradaban Islam di museum itu juga terdapat berbagai artefak dari Dinasti Song hingga Dinasti Yuan termasuk benda-benda yang membuktikan masuknya budaya Kristen dan Hindu di sana.

Secara umum, jejak sejarah yang tersimpan di "Quanzhou Maritime Museum" merupakan gambaran budaya maritim, gambaran semangat dan heroik pelaut negeri tirai bambu serta peran penting mereka dalam membangun Jalur Sutera Maritim.

Pengunjung melihat lukisan tentang jalur sutera maritim.

Lukisan diorama yang menceritakan interaksi warga Cina dengan orang muslim di atas perahu.

Sebuah patung seorang muslim dengan latar belakang pahatan yang mengilustrasikan peradaban Islam di Cina zaman dahulu.

Foto dan Teks: Nyoman Budhiana

Licence

Choisissez la licence qui correspond à vos besoins
$ 200
Photo Story licence régulière
Éditorial et en ligne, 1024 px, 1 domaine
$ 500
Photo Story Exhibition & Publishing
Photo Exhibition & Publishing