#PALUBANGKIT

Basri Marzuki

Jumat, 28 September 2018, petang itu mungkin menjadi ?kiamat kecil? bagi warga Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah. Getaran bumi yang menghentak hingga 7,4 pada skala Richter (SR) menimbulkan kepanikan massal dan kekacauan masif.

Tanah pijakan retak dan menganga, gedung-gedung ambruk, rumah-rumah ditelan bumi, lumpur menyapu permukiman dan lahan pertanian. Garis pantai Teluk Palu pun disapu gelombang tsunami.

Kegiatan ekonomi lumpuh total. Pusat-pusat perbelanjaan tutup. Pasar tak berdenyut ditinggal para pedagang. Kendaraan dan angkutan umum berhenti beroperasi karena ketiadaan BBM. Komunikasi mandek. Listrik pun kehilangan daya. Satu-satunya penanda kehidupan adalah perbukitan dan lapangan yang sesak oleh warga, diliputi ketakutan dan kekhawatiran.

Spanduk penanda telah dibuka kembali restoran dan penginapan di Palu, Sulawesi Tengah.

Suasana pasar tradisional Manonda yang telah beroperasi kembali di Palu, Sulawesi Tengah.

Perlahan tapi pasti, sepekan kemudian ?kegelapan? di Kota Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah berangsur terang, seiring dengan datangnya bala bantuan. Prioritas bantuan itu adalah tanggap darurat sembari menata ekonomi yang morat-marit.

Terpuruk? Iya. Tapi bukan alasan untuk berdiam diri karena kehidupan harus tetap berjalan. #PaluBangkit, #PaluKuat, #SultengBangkit, kemudian menjadi tagar terpopuler bagi setiap warga, baik yang terdampak langsung maupun yang tidak langsung.

Alhasil, bandar udara dibuka kembali setelah ?air traffic control? (ATC) yang roboh berhasil diperbaiki. Pelabuhan Pantoloan yang disapu tsunami juga dapat segera kembali dilabuhi kapal barang. Jalur darat pun teratasi tanpa kendala berarti sehingga transportasi warga dan distribusi barang dapat berjalan kembali.

Pedagang dan pembeli beraktivitas di pasar tradisional Manonda, Palu, Sulawesi Tengah.

Warga berjalan keluar dari galeri ATM yang telah dioperasikan kembali di Kantor BRI Cabang Palu, Sulawesi Tengah.

Dari lapak-lapak penjualan gorengan di pinggir jalan, pasar-pasar tradisional, swalayan, hingga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang terdampak secara tidak langsung, kini semua kembali beroperasi. Bahkan 14 perusahaan yang melakukan investasi di KEK Palu tidak ciut nyali untuk terus melanjutkan investasi mereka.

Ekonomi Palu menggeliat kembali, ?supply and demand? sedang mencari keseimbangannya. Sementara itu, lembaga keuangan baik bank maupun nonbank kembali menawarkan produk-produk mereka.

Warga melakukan aktivitas di Kantor Pos Sudirman Palu, Sulawesi Tengah.

Truk peti kemas mengangkut barang untuk dikapalkan keluar daerah di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah.

Aktivitas bongkar muat barang berlangsung normal kembali di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah.

Truk peti kemas melintas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah.

Kendaraan roda empat melintas di depan salah satu swalayan di Palu, Sulawesi Tengah.

Sejumlah pekerja memasukkan barang yang baru tiba ke gudang salah satu swalayan di Palu, Sulawesi Tengah.

Aktivitas perbelanjaan di salah satu gerai retail di Palu, Sulawesi Tengah.

Pedagang kaki lima kembali berjualan di salah satu ruas jalan di Palu, Sulawesi Tengah.

Warga melintas di bawah baliho penyemangat kebangkitan Kota Palu pascabencana di salah satu ruas jalan.

Foto dan Teks: Basri Marzuki

Editor: Ismar Patrizki

Licence

Choisissez la licence qui correspond à vos besoins
$ 200
Photo Story licence régulière
Éditorial et en ligne, 1024 px, 1 domaine
$ 500
Photo Story Exhibition & Publishing
Photo Exhibition & Publishing