Teluk Meranti hanya sebuah desa kecil yang terletak dengan muara Sungai Kampar yang berujung di perairan Selat Malaka, Desa yang tergolong kecil ini, memiliki fasilitas sosial seperti pasar, dermaga, warung-warung makan dan dilengkapi dengan sejumlah kantor perangkat desa. Ada beberapa warga telah menyediakan kamar-kamar rumahnya menjadi penginapan sederhana.<br />
Desa kecil itu kini berkembang menjadi tujuan wisata, khususnya bagi penggemar selancar karena terdapat gelombang besar yang mirip tsunami di Sungai Kampar yang sangat menantang, yang oleh masyarakat setempat dikenal Bono. Gelombang Bono yang membentuk ombak besar di muara Sungai puncaknya bisa mencapai lima hingga enam meter. Di atas ombak itu, peselancar meluncur gembira membawa semangat penaklukan dan kebebasan. Ombak bono berbeda dari ombak lautan, karena metode terjadinya ombak di Sungai Kampar juga tidak sama dengan sebab-sebab terjadinya ombak di laut.<br />
Gelombang bono mulai terbentuk ketika air laut mengalami pasang naik pada saat bulan besar, yang ditandai dengan suara berdesing dan gemuruh.<br />
BONO DI TELUK MERANTI Teluk Meranti Setelah menempuh waktu lebih kurang 5 jam perjalan via darat dari Pekanbaru, akhirnya tiba juga pada suatu desa, rumah-rumah kayu berdiri tegak tanpa ada tata ruang yang direncanakan terlebih dahulu
BONO DI TELUK MERANTI Teluk Meranti Setelah menempuh waktu lebih kurang 5 jam perjalan via darat dari Pekanbaru, akhirnya tiba juga pada suatu desa, rumah-rumah kayu berdiri tegak tanpa ada tata ruang yang direncanakan terlebih dahulu
Saat itu massa air yang pasang di Selat Malaka terkumpul di teluk, lalu karena teluk tidak lagi mampu menampung air laut, ia menciptakan luapan yang kencang ke arah muara-muara sungai di Riau seperti Rokan Hilir dan Kampar. <br />
Air laut yang membawa energi hidrodinamik itu lantas menghantam arus Sungai Kampar yang mengalir dari arah sebaliknya. Pertemuan dua arus itu telah mengaduk-aduk sedimentasi muara sungai yang dangkal serta mencerabut pohon-pohon tua di pinggir sungai. Perbenturan itu juga membentuk gelombang yang pada puncaknya bisa mencapai enam meter.<br />
Dari muara, energi pasang itu dapat menciptakan gelombang sejauh 30 km ke arah hulu, sebelum kemudian dinetralisir oleh bagian-bagian sungai yang melebar (teluk) dan kelokan-kelokan yang mengurangi kekuatannya. meskipun gelombangnya telah hilang sejauh 30 km, namun arus yang bergerak dengan kecepatan kira-kira 40 km/jam itu masih tetap meneruskan energinya dengan membalik arus sungai hingga 30 km lagi ke hulu dan menyebabkan genangan banjir di pemukiman-pemukiman yang dilaluinya.<br />
Endrik Erpen, peselancar asal Bali menunjukkan aksinya saat mengikuti kompetisi selancar Bono profesional di Sungai Kampar, Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.
BONO DI TELUK MERANTI Teluk Meranti Setelah menempuh waktu lebih kurang 5 jam perjalan via darat dari Pekanbaru, akhirnya tiba juga pada suatu desa, rumah-rumah kayu berdiri tegak tanpa ada tata ruang yang direncanakan terlebih dahulu
Meskipun terbilang berbahaya tetapi Gelombang Bono terkenal di kalangan peselancar internasional sebagai ombak di sungai terpanjang dan terbaik di dunia.<br />
<br />
<br />
BONO DI TELUK MERANTI Teluk Meranti Setelah menempuh waktu lebih kurang 5 jam perjalan via darat dari Pekanbaru, akhirnya tiba juga pada suatu desa, rumah-rumah kayu berdiri tegak tanpa ada tata ruang yang direncanakan terlebih dahulu
BONO DI TELUK MERANTI Teluk Meranti Setelah menempuh waktu lebih kurang 5 jam perjalan via darat dari Pekanbaru, akhirnya tiba juga pada suatu desa, rumah-rumah kayu berdiri tegak tanpa ada tata ruang yang direncanakan terlebih dahulu
Teks & foto : Rony Muharrman
BONO DI TELUK MERANTI Teluk Meranti Setelah menempuh waktu lebih kurang 5 jam perjalan via darat dari Pekanbaru, akhirnya tiba juga pada suatu desa, rumah-rumah kayu berdiri tegak tanpa ada tata ruang yang direncanakan terlebih dahulu
BONO DI TELUK MERANTI Teluk Meranti Setelah menempuh waktu lebih kurang 5 jam perjalan via darat dari Pekanbaru, akhirnya tiba juga pada suatu desa, rumah-rumah kayu berdiri tegak tanpa ada tata ruang yang direncanakan terlebih dahulu
BONO DI TELUK MERANTI Teluk Meranti Setelah menempuh waktu lebih kurang 5 jam perjalan via darat dari Pekanbaru, akhirnya tiba juga pada suatu desa, rumah-rumah kayu berdiri tegak tanpa ada tata ruang yang direncanakan terlebih dahulu