Salama tikkah ma kampo kami (selamat datang di kampung kami), suku Bajau (bajo) yang berada di atas laut di Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Suku Bajau terkenal sebagai suku pengembara laut dan nelayan ulung dalam mencari ikan, menyelam tanpa alat bantu dalam waktu yang lama serta kemampuan melihat tanda alam untuk mengetahui berbagai hal.
Nelayan adalah profesi utama suku Bajau Torosiaje dan beberapa diantaranya tukang perahu dan juga tukang bangunan. Perahu menjadi transportasi utama untuk 1.448 jiwa yang tinggal di desa ini, setiap rumah memiliki perahu sebagai pengganti motor ataupun mobil seperti orang yang tinggal di daratan.
Foto udara permukiman suku Bajau Torosiaje yang berada di atas laut.
Sebuah perahu melintasi bagian tengah desa Torosiaje untuk membawa barang dan penumpang menuju daratan.
Perahu juga memegang peranan penting dalam berbagai ritual adat. Budaya leluhur masih sangat kental terasa disini, berbagai tradisi, ritual dan pantangan masih dipatuhi oleh masyarakat suku Bajau Torosiaje. Seperti pelaksanaan ritual tolak bala, dimana para tokoh adat dan tokoh agama mengganti bendera tanda perkampungan. Bendera itu dibuat dari kain kafan yang dituliskan beberapa kalimat dalam huruf arab melalui sebuah ritual pada malam hari, dan pemasangan bendera pada pagi hari di bagian depan desa.
Dimulai saat matahari belum terbit hingga terbenam, raungan mesin perahu terdengar lalu lalang silih berganti, perahu kayu yang ditempelkan mesin itu memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bajau.
Pemerintah daerah setempat pun memberikan perannya dalam pengembangan perkampungan Bajau Torosiaje, berbagai program telah dilakukan disana, mulai dari peningkatan perekonomian masyarakat melalui sektor perikanan, pembangunan sekolah, fasilitas umum, kesehatan, internet gratis hingga pariwisata.
Suasana salah satu bagian depan rumah warga suku Bajau Torosiaje yang menanam bunga di pot.
Seorang warga suku bajau menjemur teripang laut di desa Torosiaje.
Untuk perikanan, pemerintah memberikan benih ikan untuk dibudidayakan oleh suku Bajau, bagian bawah rumah dan juga perairan di sekitar perkampungan menjadi lokasi tambak ikan.
Sedangkan untuk sektor pariwisata, Desa Torosiaje telah dijadikan desa wisata, dimana jasa transportasi ojek perahu, warung makan, pemandu wisata hingga 'homestay' memberikan dampak yang cukup besar bagi pendapatan masyarakat.
Sejumlah bocah suku Bajau bermain sepeda di Desa Torosiaje.
Dua bocah bermain gawai dengan memanfaatkan fasilitas wifi gratis.
Seorang warga suku Bajau melakukan perbaikan jala yang rusak dengan cara dijahit.
Ratusan ikan kecil berenang di sekitar permukiman suku Bajau di Desa Torosiaje.
Seorang suku Bajau menyelesaikan pesanan perahu yang menjadi transportasi utama di desa Torosiaje.
Seorang pedagang menggunakan perahu untuk menjajakan bahan kebutuhan pokok, sayuran dan bumbu dapur di perkampungan suku Bajau desa Torosiaje.
Sejumlah ojek perahu menanti penumpang di dermaga desa Torosiaje.
Bendera perkampungan yang dipasang di bagian depan desa suku Bajau Torosiaje.
Foto dan Teks : Adiwinata Solihin
Editor : Yusran Uccang