BALI PULIHKAN PARIWISATA DENGAN PROTOKOL KESEHATAN

Fikri Yusuf

Kawasan wisata yang biasanya dipenuhi hingar bingar aktivitas para turis itu seakan Òmati suriÓ. Pandemi COVID-19 yang mulai merebak sejak awal tahun 2020 itu perlahan-lahan telah melumpuhkan roda perekonomian masyarakat Bali yang sebagian besar bergantung pada sektor pariwisata. Berbagai destinasi dan atraksi pariwisata, hotel, tempat hiburan serta pusat perbelanjaan terpaksa ditutup operasional selama beberapa waktu.

Setelah beberapa bulan menghadapi masa sulit akibat wabah mematikan itu, para pemangku kebijakan dan pelaku industri pariwisata yang ada di Bali mengupayakan bagaimana agar bisa keluar dari krisis serta bersiap membuka kembali pariwisata pada era adaptasi kehidupan baru.

Di era tersebut, pelaku usaha pariwisata, harus menerapkan berbagai protokol serta program Cleanliness, Health, Safety (CHS) yang telah ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk memastikan industri pariwisata dan kesehatan dapat berjalan beriringan.

Sejumlah wisatawan menikmati suasana senja di pantai setelah dibukanya pariwisata untuk wisatawan domestik di Pantai Pererenan, Badung.

Wisatawan wancanegara berjalan di dekat baliho sosialisasi penggunaan masker di kawasan Legian, Badung.

Untuk itu, berbagai bentuk protokol kesehatan telah diimplementasikan terutama setelah pembukaan pintu wisatawan domestik mulai 31 Juli 2020.

Penggunaan masker, pelindung wajah, penyediaan tempat mencuci tangan dan cairan pembersih tangan, pemeriksaan suhu tubuh, penyemprotan hand sanitizer serta pemasangan tanda pengatur jaga jarak saat ini sudah menjadi hal lumrah yang dijumpai di setiap titik objek dan akomodasi pariwisata beserta sarana pendukung industri tersebut di Pulau Dewata.

Keseriusan penerapan berbagai protokol kesehatan itu ditargetkan dapat menekan angka persebaran COVID-19 sehingga mampu membangun kepercayaan wisatawan untuk mengunjungi Bali kembali. Dengan cara begitu perekonomian di Pulau Seribu Pura ini akan bergeliat seperti saat sebelum terjadi pandemi COVID-19.

Umat Hindu memasang tanda pengaturan jarak di Pura Dalem Penataran yang sering dikunjungi wisatawan di Desa Adat Legian.

Pekerja hotel menyiapkan masker dan cairan pembersih tangan sebagai 'amenities' tambahan bagi tamu hotel di Hotel Inaya Putri Bali, Nusa Dua, Badung.

Adaptasi kebiasaan baru di Bali diterapkan dalam tiga tahapan yakni tahap pertama telah dimulai 9 Juli 2020 untuk masyarakat lokal. Selanjutnya tahap kedua juga telah dimulai 31 Juli yaitu aktivitas diperluas untuk sektor pariwisata untuk wisatawan nusantara. Jika semua berjalan lancar, tahap ketiga rencananya akan dibuka untuk wisatawan mancanegara namun masih harus memastikan penurunan kasus COVID-19 dan penerapan protokol kesehatan secara konsisten.

Pekerja mengenakan alat pelindung wajah saat menyiapkan meja makan restoran hotel sesuai ketentuan sertifikasi fasilitas wisata di Nusa Dua.

Pekerja mengenakan alat pelindung wajah saat menyiapkan minuman di restoran hotel sesuai ketentuan sertifikasi fasilitas wisata di Nusa Dua.

Pekerja menunjukkan gelang berisi deposit yang digunakan wisatawan untuk bertransaksi secara non-tunai di destinasi wisata kolam air panas Toya Devasya di kawasan Danau Batur, Kintamani, Bangli.

Sejumlah penari Bali mengenakan pelindung wajah saat mulai tampil dalam atraksi budaya untuk pariwisata di Nusa Dua, Badung.

Pengunjung melakukan transaksi pembayaran berbasis digital dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Pantai Pandawa, Badung.

Wisatawan menyaksikan konser berkonsep 'drive-in' bertajuk Bali Revival: New Era Festival di Rooftop Parkir Monkey Forest, Ubud, Gianyar.

Foto dan teks : Fikri Yusuf

Editor : Nyoman Budhiana

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi