Tanggal 22 Juli 2014 menjadi titik puncak perjuangan anak-anak muda Indonesia generasi 2K. Sejarah baru tertoreh di bumi Nusantara. Anak-anak muda Indonesia berhasil mengantar seorang wong ndeso, bukan dari keluarga konglomerat, bukan pula priyayi, bernama Joko Widodo sebagai presiden ketujuh Republik Indonesia, didampingi Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. Pada 22 Juli 2014 malam, pesta demokrasi Indonesia mencapai klimaks. Palu diketuk Komisi Pemilihan Umum, dan sah!<br />
<br />Sehari sesudah pengumuman hasil pilpres, tua-muda, laki-perempuan, penuh haru bersuka cita menyambut datang pemimpin baru Indonesia di Tugu Proklamasi, Jakarta. Tak hirau suku, ras atau agama, mereka mengibarkan Sang Merah Putih dengan bangga. Silang sengkarut, gegap gempita, dan hiruk pikuk, dukung-mendukung capres-cawapres jagoan usai sudah. Keceriaan tersibak dari wajah-wajah penuh harap akan terbitnya kebaikan, kesejahteraan, kemakmuran, keadilan bagi seluruh rakyat, tanpa terkecuali. Itulah PR besar pemimpin baru negeri ini.<br />
<br />Cukup sudah berpesta, mari rangkul kembali keluarga, kerabat, dan teman yang sempat terpisah karena perbedaan pilihan politik. Lupakan siapa yang menang dan kalah. Indonesia mari bersatu kembali, singsingkan lengan baju, bersama-sama membangun dan membenahi negeri tercinta bersama Sang Pemimpin Baru.<br />
<br />“Pak Presiden Pilihan Rakyat, kemenangan ini adalah awal dari perjalanan. Pada saat Anda dilantik Oktober 2014 mendatang itulah awal sebuah revolusi menuju Indonesia Baru. Semoga perjalanan Anda menjadi pemimpin negeri ini tidak dicoba aral dan terlepas dari gugatan pihak yang kalah. Kelak di tangan Anda kami sandarkan asa, jadilah pemimpin yang amanah, tetaplah merakyat, bukalah selalu mata telinga dan hati untuk rakyat, bawalah Indonesia menjadi lebih baik. Salam3Jari!”<br />
<br />
<br />Foto dan Teks: Ismar Patrizki<br />