“Duk duk duk duk duk…,” suara dari mesin kapal nelayan tradisional di Cilincing Jakarta Utara yang terdengar ketika usai adzan Subuh berkumandang. Setiap harinya, ratusan nelayan di kawasan itu menjalani rutinitasnya, melaut, dari pukul 04.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB. Beragam biota laut yang mereka buru, mulai dari ikan hingga kerang hijau. Mereka pun harus berenang dan menyelam untuk mendapatkan tangkapannya itu. <br />
Ketika alam sedang berpihak, tangkapan pun akan melimpah. Sebaliknya, jika alam sedang tak bersahabat, jumlah tangkapan pun tak bisa dijanjikan. Tidak hanya tantangan alam, laut perairan Teluk Jakarta pun terancam dengan pencemaran lingkungan. Mulai dari limbah minyak yang dibuang oleh oknum tidak bertanggung jawab membuang minyak ke laut, limbah rumah tangga, hingga dari pengolahan kerang nelayan itu sendiri. <br />
<br />
<br />
Teks & foto: Sigid Kurniawan