Aiiihihiii,,, sorak puluhan warga mengarak tandu jenazah yang dibalut kain merah dan berbagai hiasan pernak pernik berwarna kuning dan perak menghiasi kain itu, dengan semangat gotong-royong mereka membopong tandu yang menyerupai rumah toraja (tongkonan) ke tempat pemakaman (pa'tane) saat upacara kematian (rambu solo).<br />
<br />
Bagi masyarakat Toraja, rambu solo ini merupakan bentuk penyempurnaan kematian dan acara adat tersebut telah dilakukan sejak masa nenek moyang mereka yang masih menganut kepercayaan kuno toraja 'aluk to dolo' kemudian kolonial masuk dengan ajaran kristen hingga sekarang.<br />
<br />
Rambu solo ini adalah ritual adat yang sangat penting bagi masyarakat toraja karena bagi mereka kematian merupakan proses perjalanan menuju dunia arwah "puya". Berbagai prosesi pemakaman diadakan saat upacara kematian tersebut berlangsung, seperti proses pembungkusan jasad "ma'tudan", proses menghias peti jenazah dengan menggunakan benang emas dan perak "ma'rotto", proses mengarak jenazah dari tongkonan ke tempat upacara "ma'pasonglo", proses perarakan jenazah dari tempat upacara ke kompleks pemakaman "ma'palao" dan berbagai pertunjukan kesenian ketika prosesi pemakaman tersebut berlangsung.<br />
<br />
Prosesi penyempurnaan kematian ini membutuhkan biaya tidak sedikit, sehingga pihak keluarga membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun mengumpulkan dana untuk mengadakan prosesi kematian tersebut. Walaupun demikian mengadakan prosesi ini mengandung nilai kekeluargaan yang sangat tinggi dan kebanggaan bagi masyarakat toraja.<br />
<br />
Teks dan Foto : Zabur Karuru