KREASI DAN INOVASI KREUZ DI TENGAH PANDEMI

M. Agung Rajasa

Pembatasan aktivitas selama pandemi membuat ratusan hingga ribuan roda perekonomian masyarakat terpukul bahkan terjun bebas, dari beralih profesi hingga berganti usaha agar tetap bisa bertahan hidup.

Di tengah pandemi COVID-19 di Indonesia, olahraga khususnya bersepeda menjadi salah satu alternatif yang digemari masyarakat untuk meningkatkan imunitas.

Saat pandemi menimpa dunia, pelaku UMKM tas sepeda Yudi Yudiantara mulai mengembangkan kreasi dan inovasi dengan membuat sepeda lipat tiga yang mirip dengan sepeda buatan Inggris, Brompton. Satu purwarupa sepeda tersebut berhasil diselesaikan pada akhir 2019 dan banyak diminati oleh komunitas sepeda. Dan kemudian, dari ruangan garasi mobil berukuran 5x10 meter, Yudi Yudiantara berhasil menciptakan sepeda lipat tiga Kreuz pada bulan April 2020.

Pekerja menyelesaikan proses penghalusan rangka (main frame) sepeda lipat Kreuz di Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/11/2020).

Pekerja melakukan uji coba ketahanan rangka sepeda lipat Kreuz di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2020).

Meskipun sebagian orang menyebut Kreuz sebagai Brompton "made in" Bandung, menurut Yudi, sepeda yang dibuatnya memiliki perbedaan seperti ukuran ban 16 inci, frame bagian atas lebih rendah dan bahan baku kerangka sepeda (main frame) menggunakan bahan chromoly atau campuran bahan chromium dan molybdenum.

Penamaan Kreuz untuk sepeda lipat tiga ini diambil dari bahasa Jerman yang memiliki arti melintas dan dalam bahasa Sunda menjadi "kareueus" yang artinya kebanggaan. Sementar itu Kreuz juga bisa diartikan sebagai Kreasi Orang Sunda.

Sepeda lipat Kreuz bukanlah hasil produksi pabrik besar, melainkan UMKM sepeda rumahan yang pembuatannya mengandalkan keterampilan tangan atau handmade. Yudi kemudian juga melibatkan para pemuda yang terdampak pandemi yang memiliki kemampuan serta keuletan bekerja untuk membantunya memproduksi sepeda Kreuz.

Direktur Kreuz Indonesia Yudi Yudiantara melakukan pemeriksaan akhir sepeda lipat Kreuz seusai perakitan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/11/2020).

Pekerja melakukan uji coba ketahanan dan akurasi sepeda lipat Kreuz di Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/11/2020).

Berbagai komponen yang digunakan pada pembuatan sepeda Kreuz merupakan hasil kolaborasi dan kerja sama dengan beberapa pelaku UMKM di Bandung, Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal ini selaras dengan tujuan Kreuz yakni agar bermanfaat bagi orang banyak.

Hingga saat ini, pesanan sepeda Kreuz sudah mencapai 400 Ð 600 unit, sehingga para peminat baru harus menunggu atau inden hingga pertengahan tahun 2021. Agar bisa memenuhi pesanan pelanggan tepat waktu, Kreuz menargetkan mampu memproduksi 100 Ð 150 unit sepeda per bulan. Seiring berjalannya waktu, Kreuz Indonesia juga berhasil mengajak dan berkolaborasi dengan vendor untuk membuat bagian kerangka sepeda (main frame) saja di pabrik guna mempercepat pengerjaan pesanan yang sudah terlampau banyak.

Kreuz mematok harga kerangka sepeda atau main frame sekitar Rp3,5 juta. Sementara itu biaya untuk membangun sepeda lengkap per unitnya mencapai Rp15 juta atau lebih, menyesuaikan permintaan aneka komponen para pemesan. Kreuz sendiri telah memiliki kandungan komponen lokal sekitar 70 persen.

Pekerja memilah rangka garpu (fork) sepeda lipat Kreuz sebelum proses penghalusan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/11/2020).

Pekerja mengecat rangka (main frame) sepeda lipat Kreuz di Bandung, Jawa Barat, Senin (23/11/2020).

Kini, produsen sepeda lipat Kreuz sudah meraih hasil pengujian Standar Nasional Indonesia (SNI) dan masih menunggu hasil pengujian lainnya yang dibantu Kementerian Perindustrian. Hal ini penting untuk memastikan standardisasi, keandalan, kelayakan dan kualitas sepeda lipat buatan anak bangsa Indonesia ini.

Pekerja mengukur rangka (main frame) sepeda lipat Kreuz di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2020).

Papan alur proses pembuatan atau perakitan sepeda lipat Kreuz di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2020).

Pekerja memeriksa daftar kelengkapan produk tahap akhir seusai perakitan sepeda lipat Kreuz di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2020).

Deretan rangka (main frame) sepeda lipat Kreuz yang telah selesai dicat.

Pekerja menata rangka (main frame) sepeda lipat Kreuz seusai pengecatan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/11/2020).

Pekerja mengecek sepeda lipat Kreuz seusai perakitan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/11/2020).

Foto dan Teks : M. Agung Rajasa

Editor : Andika Wahyu

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi