CALON PELAUT ULUNG LAHIR DARI KRI BIMA SUCI

Abriawan Abhe

Kiasan tidak akan tercipta pelaut ulung jika hanya melewati ombak yang tenang-tenang saja. Menjadi cermin bagi 85 taruna-taruni AAL tingkat III angkatan ke-67 saat mengikuti latihan praktek Kartika Jala Krida 2020 dalam pelayaran selama 98 hari, menempuh jarak 9.910 mil laut, dimana tidak sepi dari terpaan ombak dan badai.

Kegarangan laut merupakan pembinaan alam yang akan membentuk mental dan keberanian calon pengawal samudera itu, mereka harus tegar serta sabar melewatinya.

Siang malam kadet digembleng dengan tugas dan latihan untuk menguasai materi pelayaran angkatan laut, layaknya perwira pelaut yang harus selalu siap dan bertanggungjawab mengambil keputusan dengan tepat.

Taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 memperagakan isyarat bendera smaphore di atas KRI Bima Suci-945 saat mengikuti latihan bersama dengan KRI Teluk Lada-521 di sekitar perairan Tual, Ambon, Maluku.

Taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 berbaris di atas KRI Bima Suci-945 saat tiba di Dermaga Lantamal XIV Sorong, Papua Barat.

Dalam pelayaran KRI Bima Suci, para kader TNI AL tersebut terus menerus melaksanakan uji ketangkasan berkelompok agar terciptanya kerja sama dalam penyelesaian masalah yang bisa timbul dalam sebuah pelayaran.

Mereka juga dapat mengaplikasikan seluruh teori yang diterima di bangku kuliah, sehingga memiliki keterampilan paripurna sebagai bekal penugasan di KRI setelah menjadi perwira nantinya.

Walaupun lelah, jiwa patriot mereka tetap bergelora ketika menyaksikan keindahan nusantara, dan keramahan penduduknya yang harus dijaga demi keutuhan dan kedaulatan NKRI.

KRI Bima Suci-945 bersiap sandar di Dermaga Lantamal XIV Sorong, Papua Barat.

Taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 melaksanakan peran parade roll di atas KRI Bima Suci-945 saat tiba di Dermaga Lantamal XIV Sorong, Papua Barat.

Ketegaran calon pelaut ulung itu pun dibuktikan dengan lantangnya yel-yel para taruna yang berdiri di antara tiang-tiang layar saat melaksanakan peran parade roll, setiap Sang Bima Suci akan bersandar dan berlabuh di seluruh negeri.

Pelayaran KRI Bima Suci kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya yang mengarungi samudera sebagai misi diplomatik, pada masa pandemi COVID-19 selain berlayar dengan mengedepankan protokol kesehatan, misi suci mengelilingi nusantara, juga menyinggahi kepulauan terluar terdepan yang tidak kalah menarik dan menantangnya.

Taruna-Taruni AAL tingkat III angkatan ke-67 melaksanakan peran parade roll di atas KRI Bima Suci-945 saat bertolak dari Dermaga Lantamal XIV Sorong, Papua Barat.

Taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 berusaha memadamkan api saat mengikuti uji ketangkasan peran penyelamatan kapal di atas KRI Bima Suci-945 di perairan Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 mengikuti uji ketangkasan peran layar di atas KRI Bima Suci-945 di perairan Banda, Maluku.

Taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 melakukan tindakan medis kepada korban yang terjatuh ke laut di perairan laut Seram, Maluku.

Sejumlah Taruna-Taruni AAL tingkat III angkatan ke-67 melakukan olahraga lari saat mengikuti Samapta di lapangan Markas Komando Lantamal XIV Sorong, Papua Barat.

Taruni AAL tingkat III angkatan ke-67 melaksanakan peran parade roll di atas KRI Bima Suci-945 saat tiba di Dermaga Lantamal VII Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 menulis di atas pasir saat akan membersihkan pantai di lokasi wisata Pantai Pasir Panjang, Tual, Maluku.

Foto dan Teks : Abriawan Abhe

Editor : Saptono

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi