Belum sirna kegembiraan menyambut tahun 2021. Tahun baru dengan harapan lebih baik ternyata terbalik. Alam berkata lain, bencana datang melanda Tanah Banua. Hujan tiada henti pada Selasa (12/1/2021) berujung petaka dengan meluapnya sungai hampir di seluruh wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel). Dari 13 kabupaten/kota, 11 di antaranya porak poranda diterjang banjir termasuk Kota Banjarmasin. Kota Seribu Sungai itu nyaris lumpuh.
Tak hanya banjir, tanah longsor pun menyusul menimpa kawasan pedalaman pegunungan Meratus. Ada sekitar 859 jiwa bermukim di lima dusun di Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah yaitu Dusun Arangani, Rantau Perupuk, Pantai Mangkiling, Bayawana dan Pantai Uang. Mereka terjebak karena longsor memutus akses menuju kampungnya. Butuh perjuangan berat dan melelahkan untuk bisa menembus ke sana.
Situasi itu membuat sejumlah sukarelawan dari berbagai komunitas seperti pecinta alam, “off road†dan motor trail tergerak untuk membantu. Bekerja sama dengan pemadam kebakaran, BPBD, TNI dan Polri, mereka bertekad menembus akses ke sana. Para relawan menempuh delapan jam berjalan kaki melewati medan terjal, kehujanan, kedinginan, bahkan harus menorobos jalan berlumpur sangat tebal. Akibat sulitnya jalur darat, para petugas juga menggunakan alternatif jalur udara agar bantuan kemanusiaan bisa lebih cepat dan efektif.
Foto udara kondisi hutan Pegunungan Meratus yang longsor di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel.
Foto udara kondisi Desa Alat yang luluh lantak akibat banjir bandang di Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel.
Bencana alam di Kalsel menjadi catatan buruk di awal tahun 2021. Menurut catatan Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) nilai kerugian akibat bencana yang melanda wilayah Kalsel mencapai Rp1,349 triliun.
Sebanyak 99.480 rumah terendam banjir, 135.656 warga terpaksa mengungsi dan 35 orang meninggal dunia. Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya sempat meninjau dampak bencana alam tersebut. Menurut presiden bencana itu merupakan yang pertama dalam 50 tahun terakhir. Pada kesempatan itu, Presiden menyalurkan ribuan paket sembako untuk membantu meringankan warga yang terdampak bencana.
Warga menunggu evakuasi saat banjir melanda Desa Sungai Raya, Kabupaten Banjar, Kalsel.
Seorang ibu memberi anaknya air minum akibat keterbatasan air bersih di Desa Datar Ajab, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Sebuah foto berbingkai tergeletak setelah tersapu banjir bandang di Desa Hantakan,Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel.
Sejumlah relawan dan TNI berupaya menembus daerah yang tertimbun longsor untuk mengantarkan bantuan ke pedalaman Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel.
Relawan menggunakan perahu mengevakuasi warga yang sakit saat terjadi banjir di Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalsel.
Letda CKM dr Fitriandrirama dari Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad) TNI Angakatan Darat memeriksa kesehatan warga pedalaman meratus di Desa Datar Ajab, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel.
Sejumlah drum berisi bahan bakar minyak (BBM) diangkut oleh Helikopter jenis MI8-AMT milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk didistribusikan ke pedalaman Pegunungan Meratus di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Pilot capt Anatoli Bakevich menggunakan Helikopter jenis MI8-AMT dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melintasi lereng pegunungan Meratus saat mengantarkan bantuan ke Desa Datar Ajab di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Petugas menurunkan bantuan bahan bakar minyak (BBM) di Desa Datar Ajab, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel.
Prajurit Paskhas TNI AU bergotong royong bersama warga saat mendistribusikan logistik bantuan di Desa Lok Buntar, Kabupaten Banjar, Kalsel.
Seorang warga menyeberangi sungai saat memikul paket sembako bantuan presiden di pedalaman Pegunungan Meratus, Desa Datar Ajab, Kalsel.
Foto dan teks : Bayu Pratama S
Editor : Nyoman Budhiana
