Pada April 1955, Indonesia mencatat sejarah sebagai tuan rumah penyelenggara Konferensi Asia Afrika (KAA). Kota Bandung, Jawa Barat dipilih sebagai tempat pertemuan dari 29 negara peserta konferensi yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaannya.<br />
<br />
Lima negara inisiator KAA yakni Burma (Myanmar), India, Indonesia, Pakistan, dan Sailan (Sri Lanka) mengajak negara-negara lain di kawasan Asia, Afrika, dan Timur Tengah berkumpul di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung membahas berbagai persoalan yang tujuan utamanya mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika serta melawan kolonialisme atau neokolonialisme dari dua blok besar pada masa perang dingin saat itu yakni blok barat dan timur.<br />
<br />
Konferensi tersebut melahirkan sebuah kesepakatan strategis yang disebut sebagai “Dasasila Bandung”, berisi 10 pernyataan mengenai dukungan perdamaian dan kerjasama dunia. <br />
Hingga pada April 2015 ini, KAA telah memasuki usianya yang ke-60 tahun. Dalam Peringatan ke-60 KAA dan Peringatan ke-10 Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP), Indonesia kembali akan menjadi tuan rumah serangkaian pertemuan tingkat tinggi dengan tema "Penguatan Kerja sama Selatan-Selatan dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Perdamaian Dunia" di Jakarta dan Bandung pada 19—24 April 2015.<br />
<br />
Acara puncak peringatan ke-60 KAA ini akan digelar di Bandung pada tanggal 24 April. Para pemimpin negara dan undangan KAA akan melakukan historical walk dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika untuk mengenang KAA pertama pada 1955. <br />
<br />
Sebelumnya berbagai kegiatan ekonomi dan budaya akan digelar seperti Pawai Bendera Asia Afrika, kegiatan peduli lingkungan, Angklung for The World yang melibatkan 20.000 pemain angklung, Asian African Music & Costume Parade dan Festival Budaya Masyarakat.<br />
<br />
Teks dan Foto: Widodo S. Jusuf
