Bagi masyarakat di kawasan sekitar pulau Intata, sebuah pulau terluar di penghujung utara Kepulauan Talaud, upacara adat menangkap ikan secara tradisional atau ‘Mene'e’ telah menjadi agenda tahunan yang sangat dinantikan. Upacara itu telah dilaksanakan sejak abad 16 secara turun-temurun di Pulau Intata, sebuah pulau tak berpenghuni yang berdekatan dengan pulau Kakorotan salah satu pulau di gugusan pulau kecil di Sulawesi Utara yang berbatasan dengan wilayah Filipina.<br /><br />Mane'e merupakan upacara adat menangkap ikan dengan cara tradisional, dengan peralatan sederhana tanpa peralatan yang bisa merusak lingkungan, tak hanya itu semua perlengkapan yang akan digunakan dalam prosesi adat Mane`e pun dibacakan doa-doa tertentu terlebih dahulu. <br /><br />Awalnya warga secara bergotong royong membuat tali dan dililit janur yang panjangnya bias mencapai tiga kilometer yang nantinya akan dibentangkan oleh sekitar dua ratus warga yang telah dipilih. <br /><br />Tali yang dililit janur ini kemudian ditarik perahu mengelilingi sebuah cekungan pantai, para pria yang ditunjuk kemudian menggerak-gerakkan lilitan janur dan secara perlahan mendorong ke pesisir pantai. Sepintas seperti jala panjang yang menggiring ikan untuk bisa ditangkap tangan oleh ribuan warga . <br /><br />Tradisi ini dilaksanakan hanya pada bulan Mei atau Juni, pada saat pasang tertinggi dan surut terendah mencapai puncaknya, pertanda diakhirinya masa Eha (masa pelarangan untuk mengambil hasil laut selama setahun).<br /><br />Semangat kebersamaan dan tradisi menjaga keharmonisan alam ini lah yang menginspirasi warga setempat untuk terus melanjutkan tradisi eha dan Mane’e setiap tahunnya. Hal ini diyakini akan menimbulkan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara manusia dan alamnya. Bila manusia menjaga alam, maka alam pun akan memberikan bagiannya bagi manusia.<br /><br /><br />Teks & Foto : Fiqman Sunandar <br />
