Ada dua kata yang terlintas dalam benak ketika pertama kali menjejakkan kaki di bumi Laut Sakti Rantau Bertuah yakni eksotis dan cantik. Ya, dua kata itu yang langsung muncul di kepala ketika melihat keindahan alam dan merasakan keramahan warga di Natuna, salah satu kabupaten di garis terluar kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kabupaten Natuna adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia dengan ibukotanya Ranai. Natuna merupakan kabupaten kepulauan paling utara di selat Karimata atau berada langsung di kawasan Laut China Selatan.
Secara geografis, kabupaten yang langsung berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di bagian utara, Kepulauan Riau di bagian selatan, Malaysia Timur dan Kalimantan Barat di bagian timur dan Semenanjung Malaysia di bagian barat ini berada pada posisi 1016’-7019’ LU (Lintang Utara) dan 105000’-110000’ BT (Bujur Timur).
Foto pemandangan pantai dilihat dari kawasan Batu Sindu di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Kapal motor Pong-Pong terparkir di dekat rumah penduduk di Desa Limau Manis, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Luasnya yang mencapai 141.901,20 Km persegi dengan rincian 138.666,0 Km persegi perairan (lautan) dan 3.235,20 Km persegi daratan berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan. Tidak mengherankan jika kawasan yang termasuk ke dalam wilayah kedaulatan NKRI ini menjadi incaran negara-negara yang bersengketa di Laut China Selatan yakni Tiongkok, Vietnam, Taiwan, Brunei Darussalam, Filipina dan Malaysia.
Berbagai macam destinasi wisata alam dimiliki oleh kabupaten yang berdiri secara otonom mulai 12 Oktober 1999 ini. Sebut saja Bukit Senubing dengan keindahan Batu Sindunya, Pantai Tanjung dan Pantai Teluk Buton dengan hamparan pasir putihnya, Pulau Tiga dengan keindahan alam bawah lautnya, Pulau Sedanau dengan modernitas kota di atas lautnya, Gunung Ranai yang tinggi ke langit dan masih banyak lagi.
Selain wisata alam, Natuna juga memiliki bangunan ikonik yang biasa orang setempat menyebutnya Taj Mahal nya Indonesia, yakni Masjid Agung Natuna. Berdiri megah membelakangi Gunung Ranai, membuat masjid ini semakin agung dan kaya. Sebuah perpaduan yang elok nan cantik diperlihatkan oleh Masjid Agung Natuna dan Gunung Ranai.
Seorang bapak duduk di dekat jendela rumahnya di Desa Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Sejumlah nelayan dengan kapal motor tradisional Pong-Pong bersandar di Pelabuhan Pulau Sedanau, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Berbagai infrastruktur dan fasilitas umum serta sosial telah dimiliki Natuna, diantaranya pelabuhan laut, bandara, jalan raya, air bersih, kelistrikan, telekomunikasi, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, perguruan tinggi, rumah sakit dan tempat ibadah. Kabupaten Natuna terdiri dari 12 kecamatan, enam kelurahan dan 70 desa, serta dengan jumlah 154 pulau (dengan pulau terbesar adalah pulau Bunguran dan pulau Serasan).
Namun demikian, cukup mengherankan potensi wisata yang begitu bernilai tinggi bak kilauan mutiara tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah kabupaten setempat. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memperkenalkan pariwisata di daerah ini kepada wisatawan belum cukup memadai.
Letak geografisnya yang cukup jauh menjadi salah satu faktor penyebab kurang berkembangnya sektor pariwisata di kabupaten dengan populasi mencapai 72.450 jiwa ini (sensus akhir tahun 2014).
Pedagang ikan melayani pembeli di sebuah lokasi penjualan ikan di Jalan Datuk Kaya Wan Mohammad Benteng, Kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Seorang warga menunjukkan permainan Gasing di kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Belum lagi potensi kemaritiman Natuna yang belum dikelola secara paripurna, padahal laut di sekitar kepulauan Natuna kerap kali menjadi kawasan pencurian ikan oleh nelayan asing yang menyebabkan kerugian negara yang tidak sedikit.
Karena itu upaya untuk membenahi berbagai objek dan melengkapi fasilitas dengan mengembangkan jaringan transportasi perlu terus ditingkatkan. Jangan sampai Natuna yang menjadi mutiara gerbang utara Indonesia ini kusam dimakan zaman.
Sejumlah pelajar SMA Negeri 1 Tanjung Kumbik berjalan di atas dermaga menuju kapal motor pong-pong di Dermaga SMKN Perikanan dan Kelautan, Desa Selading, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Kepri.
Seorang ibu menimang anaknya di ayunan di sebuah rumah di Desa Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Suasana luar dari Kompleks Masjid Agung Natuna di Kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Pemandangan pantai di Desa Pengadah, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Pemandangan pantai di Desa Pengadah, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Suasana matahari terbit di kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Foto dan Teks: Widodo S. Jusuf