GELIAT KERAJINAN KULIT BUAYA DI MERAUKE

Galih Pradipta

Kerajinan kulit buaya sudah lama digunakan di industri fesyen dunia. Keunggulan kulitnya yang lebih keras dan kuat menjadikan material kulit buaya banyak dicari untuk dijadikan beragam benda seperti tas, sepatu, dompet dan lain-lain.

Di Indonesia, kerajinan kulit buaya memang sudah menjadi salah satu ikon dari kota paling timur di Indonesia. Tak sulit rasanya bagi wisatawan yang berkunjung ke Merauke menemukan toko yang menjual suvenir kerajinan kulit buaya.

Namun untuk membuat sebuah kerajinan kulit buaya membutuhkan waktu yang lama. Butuh proses serta keterampilan dalam mengolah bahan baku kulit buaya hingga menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Perajin menyiapkan kulit buaya yang sudah dikeringkan dan selanjutnya diproses menjadi aneka produk di Merauke, Papua.

Detail aneka produk dari kulit buaya di Merauke, Papua.

Sayangnya, meski perajin kulit buaya di Merauke relatif banyak, tapi belum ada penangkaran buaya untuk menyuplai bahan baku. Perajin masih mengandalkan pasokan dari luar kota seperti Jayapura untuk mendapatkan kulit buaya.

Hal itu dikarenakan buaya merupakan salah satu hewan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Berdasarkan peraturan tersebut buaya termasuk dalam kategori Apendiks II CITES yaitu daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.

Sementara itu, penunjukan Merauke sebagai salah satu klaster tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua membawa berkah bagi perajin kulit buaya. Tak sedikit dari atlet dan ofisial kontingen yang berbelanja suvenir kerajinan kulit buaya di Merauke. Roda perekonomian pelaku UMKM terutama para perajin kulit buaya kembali menggeliat setelah selama ini terdampak pandemi COVID-19.

Deretan toko suvenir yang menjual aneka produk kerajian berbahan kulit buaya di Merauke, Papua.

Pengumuman dan kampanye larangan untuk tidak membeli produk kulit buaya yang tidak memiliki hologram sebagai tanda produk resmi terpasang di kaca toko suvenir di Merauke, Papua.

Kerajinan kulit buaya Merauke memiliki potensi sebagai salah satu sektor industri ekonomi kreatif unggulan yang berkembang di masa depan dan berdampak langsung pada para pelaku usaha seperti perajin, penyedia kulit, hingga pemilik toko suvenir khas Merauke.

Hologram terpasang di tas yang dipajang di toko suvenir di Merauke, Papua, sebagai penanda keaslian produk tersebut dan berbahan kulit buaya yang berasal dari pemasok resmi.

Perajin kulit buaya, Khusni Hidayat, mengukur kulit buaya sebelum menggambar pola dan memotongnya di Merauke, Papua.

Perajin mengukur kulit buaya sebelum menggambar pola dan memotongnya di Merauke, Papua.

Kulit buaya ditandai dengan gelang bernomor khusus sebagai tanda berasal dari penangkaran resmi di Jayapura di sebuah UMKM kerajinan kulit buaya di Merauke, Papua.

Perajin membuat pola dompet di atas kulit buaya di Merauke, Papua.

Perajin mengelem dompet berbahan kulit buaya di Merauke, Papua.

Perajin kulit buaya menyemprotkan cairan "cleaning" ke permukaan dompet di Merauke, Papua.

Detail dompet kulit buaya dikeringkan seusai pengecatan di Merauke, Papua.

Tas dan dompet berbahan kulit buaya dijemur setelah proses pengecatan di Merauke, Papua.

Foto dan Teks : Galih Pradipta

Editor : Andika Wahyu

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi