Tetesan keringat bercucuran dan teriakan memacu semangat bergema di sebuah ruangan. Sejumlah atlet berlatih dengan penuh disiplin dengan menerapkan protokol kesehatan ketat di tengah pandemi. Mereka menyiapkan fisik dan mental untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Pandemi COVID-19 membuat atlet beradaptasi dengan kebiasaan baru dengan berlatih mandiri di rumah. Program latihan dikemas dmenyesuaikan kondisi guna menjaga kebugaran, stamina dan performa para atlet yang akan bertanding di even empat tahunan itu. Penyelenggaraan PON Papua menjadi tolak ukur Indonesia di mata dunia dalam pelaksanaan kegiatan multievent di tengah pandemi. PON XX diikuti 34 kontingen provinsi dengan jumlah atlet mencapai 7.039. Mereka berlaga dalam 37 cabang olahraga dan merebutkan 681 medali emas, 681 medali perak serta 877 medali perunggu. Kegiatan yang melibatkan atlet serta relawan dari berbagai daerah berhasil dan sukses tanpa ada gangguan. Ribuan atlet silih berganti berdatangan dari penjuru negeri ke timur Indonesia guna bertanding dan menorehkan prestasi. Dalam pidato pembukaan PON Papua, Presiden Joko Widodo menegaskan kegiatan tersebut memiliki makna besar untuk seluruh rakyat Indonesia sebagai panggung kesetaraan, persatuan, keadilan dan kesejahteraan bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi para atlet, pandemi tidak pernah menjadi alasan untuk menyurutkan semangat berlatih, berkembang dan maju. Keterbatasan bukan halangan tapi menjadi motivasi agar tetap sehat dan berprestasi. Mereka adalah para pahlawan olahraga yang tetap bekerja, berlatih keras dan penuh disiplin untuk berlomba menjadi yang terbaik. Pada hakikatnya, seorang juara sejati bukan orang yang tidak pernah kalah melainkan orang yang selalu bangkit, tanpa mengenal kata menyerah dan putus asa.
Foto : Aditya Pradana Putra, Akbar Nugroho Gumay, Fauzan, Galih Pradipta, Gusti Tanati, Indrayadi TH, Iggoy El Fitra, M Agung Rajasa, M Ibnu Chazar, M Risyal Hidayat, Fauzan, Nova Wahyudi, Nyoman Hendra Wibowo, Zabur Karuru, Mohammad Ayudha. Teks : M Agung Rajasa
Lifter putri Jawa Barat Windy Cantika menyeka keringat di sela latihan di Mess Kwini, Jakarta (kiri) dan saat bertanding pada kelas 49 kg PON Papua (kanan).
Pesenam artistik Regina Ananda Zulda berlatih di gedung senam Indarung, Padang (kiri) dan saat bertanding nomor palang bertingkat beregu putri PON Papua (kanan).
Atlet anggar Siti Nurlaela berlatih secara mandiri di Desa Tunggakjati, Karawang, Jabar (kiri) dan saat bertanding pada babak penyisihan kategori Degen Individual Putri PON Papua (kanan).
Atlet lempar cakram Papua Arnoldus Kaizei (kiri) berlatih di Lapangan Mahacandra, Universitas Cenderawasih, Jayapura (kiri) dan saat bertanding dalam final lempar cakram PON Papua (kanan).
Petinju Jawa Barat Maikhel Roberrd Muskita saat berlatih mandiri di taman sekitar tempat tinggalnya (kiri) dan saat berlaga pada babak semifinal tinju kelas menengah PON Papua (kanan).
Pesilat putri Bali Ni Made Mega Sri Wahyuni dan Putu Cincin Cindra Dewi berlatih luar ruangan di Denpasar, (kiri) dan saat bertanding kategori seni ganda putri PON Papua (kanan).
Atlet binaraga Sumbar Iwan Samurai berlatih di tempat fitness-nya di Padang (kiri) dan saat bertanding pada kelas 75 kg PON Papua (kanan).
Tim renang artistik putri Jawa Barat berlatih di kolam renang prestasi, kompleks GOR Pajajaran, Bandung (kiri) dan saat bertanding nomor team technical pada PON Papua (kanan).
Atlet layar Bali I Gusti Made Oka Sulaksana melakukan gerakan yoga di Sanur, Bali (kiri) dan saat bertanding nomor RS:X 9.5 putra Layar PON Papua (kanan).
Pelari Sumatera Selatan Sri Maya Sari berlatih mandiri di rumahnya di Kertapati, Palembang (kiri) dan saat sujud syukur usai memenangi final lari 400 meter putri PON Papua (kanan).
Atlet menembak Jabar Fathur Gustafian berlatih fisik di Kota Cimahi (kiri) dan saat menunjukan medali emas yang diraihnya pada final menembak 10 meter air rifle individual dan beregu PON Papua (kanan).
Editor : Prasetyo Utomo