MENJAGA WARISAN TANDA KEDEWASAAN

Muhammad Adimaja

Matahari mulai turun menyinari sudut Desa Bawomataluo, Nias Selatan. Terlihat warga dari tua hingga anak-anak duduk di sebuah batu besar di depan sebuah bangunan rumah panggung segi empat dengan pola huruf U. Bangunan megah yang dihiasi ukiran-ukiran itu adalah rumah Raja (Kepala Suku).

Bawomataluo adalah bahasa Nias yang berarti bukit matahari. Sebuah desa di atas bukit yang telah ada sejak berabad-abad lalu dan masih terpelihara dengan baik. Desa ini adalah ibu kota desa-desa adat yang tersebar di Nias.

Desa Bawomataluo menyimpan sebuah tradisi yang masih terjaga kelestariannya yaitu lompat batu atau Fahombo. Dahulu, pada saat masa peperangan antar suku, bagi prajurit yang ikut berperang diharuskan mampu melompati tumpukan batu untuk masuk ke dalam benteng musuh yang tinggi.

Seorang anak menaiki anak tangga menuju Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Suasana Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Saat ini, lompat batu tetap dipertahankan bukan lagi dijadikan syarat menjadi prajurit. Tradisi ini digunakan para pemuda untuk uji ketangkasan dan menunjukkan kematangan secara fisik. Masyarakat Nias memaknai tradisi ini sebagai proses pendewasaan dan pembentukan karakter yang kuat untuk menjalani kehidupan.

Ketika ritual Fahombo dilaksanakan, pemuda Nias akan mengenakan pakaian adat pejuang. Batu yang harus dilompati berbentuk seperti sebuah piramida dengan permukaan atas yang datar. Tingginya kurang lebih dua meter, dengan lebar sekitar satu meter. Ketika melompat tidak diperbolehkan menyentuh batu, sebab jika kulit menyentuh batu, maka mereka dianggap belum berhasil.

Keberadaan lompat batu ini merupakan warisan tak ternilai dari para leluhur dan bukti sejarah akan kejayaan nenek moyang masyarakat Nias yang patut dijaga serta dilestarikan. Lompat batu adalah sebuah kearifan lokal yang kini telah menjadi salah satu warisan budaya dunia.

Seorang anak perempuan duduk di dalam rumah Raja di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Relief di salah satu batu di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Warga berada di halaman rumah Raja di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Seorang pemuda melompati batu saat berlatih di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Seorang pemuda bersiap tampil dalam tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Seorang pemuda melompati batu saat tradisi fahombo dihadapan para wisatawan di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Seorang warga beristirahat usai melakukan tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Tempat tradisi lompat batu (fahombo) di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut.

Foto dan Teks : Muhammad Adimaja

Editor : Prasetyo Utomo

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi