Di penghujung bulan Oktober hingga mendekati akhir tahun, suasana perayaan Natal sudah terasa di Manado tiap tahunnya. Kota yang mayoritas penduduknya beragama nasrani tersebut bersuka cita menyambut perayaan Natal dan tahun baru dengan beragam cara. Dekorasi taman kota hingga pusat perbelanjaan ramai dengan hiasan bertema Natal.
Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang terkenal dengan kaum perempuannya yang memiliki paras menarik. Sikap ramah serta bersahabat menjadi ciri khas dan daya tariknya. Menjelang perayaan Natal pun, tidak hanya suasana kota yang bersolek, para muda-mudinya pun bersolek.
So bapirang ngoni? Warna apa doÕe? (Kalian sudah ngecat rambut? Warna apa?).
Seorang wanita mewarnai rambutnya di salah satu salon di Manado, Sulawesi Utara.
Seorang perempuan berdiskusi dengan pasangannya untuk memilih warna rambut di salah satu salon di Manado, Sulawesi Utara.
Sepintas kalimat itu menjadi sebuah kalimat yang sering dilontarkan di antara teman-teman sebaya, maupun kawan dalam lingkaran pertemanan berbagai kalangan menjelang perayaan Natal dan tahun baru di Sulut, terutama di Manado. Bentuk canda yang menekankan sebuah kebiasaan glamour tahunan.
Melihat sejarah ke belakang, di Manado konon telah ada salon kecantikan sejak awal abad ke-20. Sejak era kolonial pun, masyarakat di Sulawesi Utara telah terbiasa berinteraksi dengan oran-orang Eropa. Secara tidak langsung hal ini mempermudah terjadinya adaptasi budaya, kebiasaan hingga bahasa.
Mewarnai rambut sudah menjadi hal yang sangat lumrah di Sulawesi Utara. Beberapa orang bahkan berkelakar, jika sudah mulai sering melihat ÒBule lokalÓ, itu pertanda sudah akhir tahun. Alasannya beragam, sekedar ikut-ikutan teman hingga mengikuti trend fashion terkini. Namun ,umumnya karena memang ingin tampil berbeda saat berkumpul bersama keluarga dan saat menghadiri Misa malam Natal nantinya.
Peralatan salah satu salon di Manado, Sulawesi Utara.
Seorang pelanggan dalam proses pewarnaan rambut di isalah satu salon di Manado, Sulawesi Utara.
Kebiasaan Bapirang tersebut tidak hanya dilakukan perempuan, tapi juga laki-laki dari beragam usia dan kalangan. Hal tersebut berdampak positif bagi pemilik usaha salon kecantikan. Mendapatkan puluhan orang pelanggan yang harus diselesaikan hingga tengah malam. Dengan tarif mulai dari 250 ribu untuk rambut pendek laki-laki, hingga tiga juta rupiah untuk rambut panjang rela dikeluarkan pelanggan untuk tampil berbeda dari hari-hari biasanya.
Omset yang biasanya belasan juta perbulan bisa berlipat ganda hingga puluhan juta, bahkan beberapa salon besar bisa menyentuh angka ratusan juta. Peningkatannya sangat signifikan hingga 200 persen selama bulan Desember saja. Semakin mendekati malam Natal, salon-salon kecantikan semakin ramai pengunjung. Tidak jarang terjadi antrean di depan salon.
Momentum Natal dan tahun baru di Sulut selalu meriah, baik suasananya maupun masyarakatnya. Natal dan tahun baru akan selalu disambut penuh suka cita, menjadi momentum perekat kekeluargaan serta pembawa berkat bagi semua pihak.
Seekor anjing beristirahat sambil menunggu majikannya selesai Bapirang di salah satu salon di Manado, Sulawesi Utara.
Karyawan salon membersihkan lantai di salah satu salon di Manado, Sulawesi Utara.
Salah satu pelanggan difoto oleh pemilik salon untuk dijadikan materi promosi di sosial media menjelang perayaan Natal dan tahun baru di Manado, Sulawesi Utara.
Dua orang perempuan melintas di pusat perbelanjaan di Manado, Sulawesi Utara.
Warga berburu diskon Natal di salah satu pusat perbelanjaan di Manado, Sulawesi Utara.
Sejumlah warga dengan rambut yang telah diwarnai berjalan di pusat perbelanjaan di Manado, Sulawesi Utara.
Sejumlah warga dengan rambut yang telah diwarnai, berjalan di pusat perbelanjaan di Manado, Sulawesi Utara.
Sejumlah warga bersantai sore hari di Kawasan Megamas, Manado, Sulawesi Utara.
Foto dan teks : Adwit B Pramono
Editor : Prasetyo Utomo