KETIKA AIR MAKIN LANGKA DI CIBARUSAH

Risky Andrianto

Tak pernah terbayangkan betapa sulitnya untuk mendapatkan air bersih di musim kemarau panjang seperti sekarang ini, warga harus rela berjalan sampai satu kilometer menyusuri dasar sungai yang sudah mengering di bawah terik matahari menuju sumber air di lubang-lubang sumur yang digali di dasar sungai.

Pemandangan ini banyak terjadi di beberapa daerah yang kerap dilanda kekeringan termasuk yang dialami oleh warga Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang sudah dilanda kekeringan selama tujuh bulan terakhir. Akibat dampak musim kemarau berkepanjangan terpaksa setiap hari mereka memanfaatkan air dari lubang sumur resapan air seadanya yang dibuat sendiri oleh warga sedalam dua meter untuk keperluan mandi dan mencuci bahkan untuk air minum.

Warga silih berganti berjalan sambil memikul jeriken menelusuri dasar sungai Cipamingkis dan sungai sekitar yang mengering saat mengambil air dari sumur buatan dan lalu-lalang kendaraan membawa jeriken air sudah menjadi pemandangan biasa yang rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, mencatat wilayah Cibarusah mengalami kekeringan yang paling parah dan BPBD menyatakan status tanggap darurat kekeringan untuk wilayah setempat untuk enam bulan ke depan terhitung sejak bulan Juli 2015 lalu.

Hamparan area persawahan di wilayah itu sudah tak lagi terlihat hijau, saluran irigasi pun mengering akibatnya padi milik warga mengalami puso serta perkebunan lainnya tak luput dari kekeringan. Banyak hutan tanaman jati meranggas sehingga bercocok tanam pada musim ini rasanya tidak tepat dilakukan warga setempat pasalnya, sudah berulang kali dilakukan namun tidak membuahkan hasil. Bantuan air bersih pun sudah pernah dilakukan di wilayah itu namun hanya bisa membantu sementara.

Sambil menunggu berakhirnya musim kemarau panjang dan terus mengharapkan bantuan pasokan air bersih, warga kini hanya berharap agar sumber-sumber air dari sumur-sumur yang digali warga seberapapun hasil yang didapat.

Foto dan Teks: Risky Andrianto

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi