Denting suara pintu besi berbunyi. Warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang bertugas mengantarkan buku memasuki salah satu blok di Rumah Tahan (Rutan) Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan. Para penghuni blok telah menunggu. Satu per satu buku bacaan telah sampai di tangan mereka.
Di koridor antar blok, sejumlah warga binaan yang lain mengerumuni gerobak baca yang berisi berbagai jenis buku. Mulai dari buku novel hingga religi tertata rapi di atas gerobak itu. Dengan antusias mereka mulai membuka halaman demi halaman. Mengeja kata demi kata dan ada juga yang hanya sekedar mengamati gambar di setiap buku.
Tak sedikit dari warga binaan yang menghuni sembilan blok di rutan tersebut masih mengalami buta huruf atau tunaaksara. Mereka kemudian dikumpulkan di sanggar belajar. Di sanggar itulah, relawan dari petugas rutan dengan sabar menuntun mereka belajar membaca dan menulis.
Petugas Asongan Buku Blok (A'Bulo) yang merupakan warga binaan berjalan keluar dari perpustakaan di Rutan Kelas I Makassar di Makassar, Sulawesi Selatan.
Petugas Asongan Buku Blok (A'Bulo) yang merupakan warga binaan mengantarkan buku bacaan ke salah satu blok di Rutan Kelas I Makassar di Makassar, Sulawesi Selatan.
Berawal dari keprihatinan melihat warga binaan yang masih tunaaksara mendorong Kepala Seksi Pelayanan Rutan Kelas I Makassar Angga Satrya mulai membuka ruang literasi di dalam Rutan. Dimulai dengan membuat sanggar belajar pada tahun 2020.
“Jadi warga binaan yang ada di sini itu, ada saja yang belum bisa membaca dan menulis. Sementara baca tulis kan sudah menjadi kebutuhan dasar manusia.” ungkapnya saat di temui di Rutan.
Tahun selanjutnya pihak Rutan menghadirkan gerobak baca guna menarik perhatian warga binaan untuk membaca buku. Namun pembatasan pergerakan dengan sistem blok karena alasan keamanan menjadi kendala. Sehingga sebagian warga binaan tidak bisa mengakses gerobak baca dan perpustakaan yang telah memiliki koleksi buku lebih dari 1.000 judul.
Warga binaan memilih buku bacaan di salah satu blok di Rutan Kelas I Makassar di Makassar, Sulawesi Selatan.
Petugas Asongan Buku Blok (A'Bulo) yang merupakan warga binaan menyiapkan buku bacaan sebelum diantar ke salah satu blok di Rutan Kelas I Makassar di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pertengahan tahun 2023, mulai digagas program Asongan Buku Blok (A’Bulo). Buku-buku bacaan diantar langsung ke setiap blok secara bergantian dari Senin hingga Sabtu. A’Bulo dapat dimaknai sebagai kebersamaan. Membangun kebersamaan antar sesama penghuni blok melalui peningkatan minat baca yang bernilai rekreasi. Selain mendapatkan pengetahuan baru, membaca buku bisa mengurangi kebosanan dan beban psikologis para warga binaan dalam menghadapi persoalan hukum yang sedang mereka jalani.
Ruang literasi di rutan yang dihuni oleh 2013 warga binaan per 17 November 2023 tersebut, diharapkan mampu memberi kontribusi terhadap program ketiga dari tujuh prioritas nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024, yakni Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing.
Warga binaan membaca buku dari gerobak baca di Rutan Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan.
Warga binaan perempuan membaca buku dirosa di Rutan Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan.
Warga binaan membaca buku dari gerobak baca di Rutan Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan.
Warga binaan membaca buku di salah satu blok di Rutan Kelas I Makassar di Makassar, Sulawesi Selatan.
Sejumlah warga binaan membaca buku dari gerobak baca di Rutan Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan.
Warga binaan belajar menulis di sanggar belajar Rutan Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan.
Warga binaan belajar membaca di sanggar belajar Rutan Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan.
Warga binaan belajar membaca di sanggar belajar Rutan Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan.
Warga binaan melintas di area blok di Rutan Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan.
Foto dan teks : Arnas Padda
Editor : Yusran Uccang