Kepulauan Mentawai berada pada jarak 150 km di lepas pantai Pulau Sumatera. Jarak yang demikian jauh ditempuh dari Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, dengan menggunakan kapal penumpang selama 12 jam. Mentawai didiami oleh 64.235 jiwa yang sebagian besar merupakan penduduk asli. Kabupaten seluas 601 km persegi itu terdiri dari 213 pulau dengan 4 pulau utama: Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Beribukota di Tua Pejat, Mentawai terbagi menjadi 4 kecamatan dan 40 desa.
Namun gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) yang disusul dengan gelombang tsunami setinggi 8-12 meter menghantam kepulauan itu pada 25 Oktober 2010 lalu. Pusat gempa berada pada 3.61 lintang selatan (SL)-99.93 Bujur Timur (BT) pada pusat 78 km barat daya Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, pada hari Senin (25/10) sekitar pukul 21.42 WIB, memporak porandakan daerah-daerah di kepulauan itu yang menghadap ke Samudera Hindia hingga rata dengan tanah oleh sapuan gelombang tsunami.
Dua hari kemudian, bantuan mulai berdatangan. Namun cuaca buruk membuat para pengungsi harus bersabar. Sebanyak 22.595 warga Kepulauan Mentawai kini masih mengungsi di tenda-tenda darurat dan tempat tinggi karena diyakini aman dari terjangan tsunami. Tangis belum kering, namun penderitaan makin bertambah karena bantuan sulit didistribusikan karena cuaca buruk. Di dusun-dusun itu, mereka terpisah oleh selat, samudera, dan terus meratapi kepergian keluarga mereka di antara reruntuhan puing-puing rumah.
MENTAWAI NYARIS TERABAI
MENTAWAI NYARIS TERABAI
Bencana telah mengubah segalanya.
MENTAWAI NYARIS TERABAI
MENTAWAI NYARIS TERABAI
MENTAWAI NYARIS TERABAI
MENTAWAI NYARIS TERABAI
MENTAWAI NYARIS TERABAI
Teks dan Foto: Iggoy el Fitra