Pagi itu, hampir seratusan kambing diturunkan dari beberapa mobil bak terbuka dan langsung digiring ke tenda yang sudah disiapkan di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Beberapa kambing dipisahkan dari yang lain, ditambatkan secara berpasang-pasangan kemudian diberi makanan serta minuman. Kambing-kambing itu disiapkan untuk diadu kecepatannya dalam perlombaan karapan kambing.
Dalam arena perlombaan, pasangan kambing akan diadu dengan pasangan lainnya. Tidak lupa, kambing-kambing ini dilengkapi beberapa peralatan, antara lain jepitan telinga, rekeng (sejenis bandulan tapi terpaku), kaleles (rangka kayu yang diikatkan ke badan kambing), kalonongan (terbuat dari kaleng kecil biasanya bekas dari korek api). Tidak lupa balsam dan minyak angin dilumuri pada beberapa bagian tubuh kambing sehingga memberikan rasa panas yang cukup untuk membuat kambing tersebut berlari kencang sekuat tenaga.
Aturan pertandingan karapan ini mirip dengan karapan sapi Madura. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat, hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti kerapan sapi, melainkan berlari di belakangnya. Kambing yang menang, kemudian diadu lagi pada babak selanjutnya.
Dua ekor kambing berlari dalam perlombaan Karapan Kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Sejumlah kambing berada di atas mobil saat mengikuti Karapan Kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Ciri dari kambing karapan yang bagus terletak pada bentuk kepala yang cenderung kecil, badan lurus, pangkal kaki depan tampak besar, posisi badan sedikit menungging, usia minimal 3 bulan dan belum beranak.
Karapan kambing merupakan tradisi turun temurun warga Probolinggo, khususnya masyarakat Pandulungan. Tadisi ini merupakan hasil asimilasi antara budaya Jawa dan Madura yang tersebar di pesisir Pantai Utara Jawa Timur (sebagian Tuban, Lamongan, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, hingga Situbondo) dan sebagian pesisir Selatan Jawa Timur bagian timur (Lumajang, Jember, dan sebagian Banyuwangi). Hiburan rakyat ini biasanya diadakan saat memasuki musim panen, acara Agustusan, ataupun lomba desa.
Joki memberi makan kambing sebelum mengikuti perlombaan karapan kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Joki menggendong kambingnya saat digelar karapan kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Joki memberi minuman ke kambingnya sebelum mengikuti Karapan Kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Sepasang kambing dipersiapkan untuk mengikuti perlombaan karapan kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Deretan kaleles (rangka kayu yang diikatkan ke badan kambing) saat digelar karapan kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Juri mengukur waktu tempuh ketika kambing saat digelar karapan kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Joki mengarahkan kambingnya untuk berlari saat mengikuti Karapan Kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Joki mengarahkan kambingnya untuk berlari saat mengikuti Karapan Kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Potret para joki beserta kambingnya saat digelar Karapan Kambing di Probolinggo, Jawa Timur.
Adanya perlombaan karapan kambing secara rutin diharapkan dapat melestarikan dan mengembangkan budaya lokal sekaligus sebagai ajang promosi wisata serta menambah daya tarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Probolinggo. Bukan tidak mungkin nantinya karapan kambing akan terkenal seperti karapan sapi. Teks dan foto : Zabur Karuru
Editor : Prasetyo Utomo