Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai beragam suku, budaya, bahasa, kebiasaan, dan adat istiadat yang beranekaragaman. Setiap daerah mempunya ciri khas yang unik sehingga menambah kasanah budaya nusantara.
Berbagai cara dilakukan masyarakatnya sebagai perwujudan syukur kepada Tuhan atas berkah dan keselamatan. Salah satunya adalah prosesi Mesiwah Pare Gumboh masyarakat Dayak Deah yang berada di desa Liyu Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Dayak Deah merupakan salah satu suku Dayak di Kalsel yang masyarakatnya agraris. Kehidupan sehari-hari mereka diisi dengan bercocok tanam padi di ladang.
Tahun ini untuk kali pertama, upacara adat itu dilakukan secara bersama-sama, sehingga dinamakan Mesiwah Pare Gumboh yang artinya Syukuran Panen Bersama.
Warga Dayak Deah menampilkan tari Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Demang Juhri Atak manopeng saat melakukan Ritual Nengkuat Mulukng (penyerahan yang sudah masak kepada leluhur) pada puncak acara Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Adapun ritual Mesiwah Pare Gumboh, masyarakat Dayak akan menyerahkan hasil panen yang masih mentah kepada tetua adat yang disebut Nyerah Ngemonta. Mereka yang memiliki hasil panen, meminta pada tetua adat sebagai pelaksana ritual agar memohonkan restu dan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas perolehan panen yang melimpah.
Kemudian dilanjutkan dengan ritual Nengkuat Mulukng (penyerahan yang sudah masak kepada leluhur), Besoyokng (ritual membaca mantra kepada leluhur), Mengudang (menyerahkan kepada leluhur) dan Tombai (penyelesaian ritual dan permasalahan).
Selain itu juga dilaksanakan atraksi dan kesenian adat seperti mandi api, sendratari Mesiwah Pare, Ngerokop Esa (menangkap ikan).
Masyarakat adat Dayak Deah menyerahkan hasil panen saat Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Kepala adat Ali Ancin memimpin ritual Ngemonta saat ritual Mesiwah Pare Gumboh di desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Tahun ini, Mesiwah Pare Gumboh dihadiri sejumlah tamu dengan latar belakang yang beragam seperti peneliti dan dosen serta wisatawan dari berbagai daerah.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan nantinya tidak hanya menjadi objek wisata baru di daerah itu tapi juga sebagai bagian dari merawat kebhinekaan di tanah air tercinta.
Kepala adat Dayak Deah Liyu Ali Ancin memimpin Batombai (penyelesaian ritual dan permasalahan hingga akhirnya mendapatkan kesepakatan) pada puncak acara Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Masyarakat adat Dayak Deah mengikuti upacara Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Masyarakat adat Dayak Deah melakukan Ngerokop Esa (menangkap ikan) pada puncak acara Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Masyarakat adat Dayak Deah membawa hasil panen saat Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Masyarakat adat Dayak Deah menampilkan atraksi Mandi Api rangkaian acara Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Warga Dayak Deah menampilkan tari Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Suasana Ritual Nengkuat Mulukng (penyerahan yang sudah masak kepada leluhur) pada puncak acara Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Foto dan Teks : Bayu Pratama
Editor : Prasetyo Utomo