SETAHUN BENCANA SULTENG, BERGERAK BANGKIT

Basri Marzuki

Seorang bapak menengadahkan kedua tangannya di depan sebuah batu nisan tak bernama di Kompleks Pekuburan Poboya Palu, Sulawesi Tengah, tempat ribuan korban bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi dikubur massal. Mulutnya komat kamit memanjatkan doa bagi sang buang hati yang menjadi salah satu korban.

Di tempat lain, seorang ibu menatap kosong ke hamparan puing-puing rumah yang telah rata dengan tanah di bekas tempat tinggalnya di Kelurahan Balaroa. Memorial park seluas 136 hektare itu selalu membawa ingatan ibu itu tentang rumah dan keluarganya yang tertelan lumpur, hilang tak berbekas.

Sementara di Pantai Talise, seorang pria duduk di atas bekas tanggul penahan ombak sembari mendekap kedua lututnya. Pandangannya lurus ke teluk yang membelah kota. Dia mengenang seorang perempuan pujannya yang terenggut gelombang tsunami.

Ikon Jembatan Kuning atau Jembatan IV atau jembatan lengkung yang ambruk akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Jembatan tersebut telah dibersihkan dan akan dibangun kembali dengan dana bantuan hibah dari Jepang dengan konstruksi tahan gempa.

Pesisir pantai di Kelurahan Mamboro, Palu, Sulawesi Tengah. Sebagian rumah dan toko di wilayah itu telah dibangun kembali.

Namun cerita duka, sedih, dan keputusasaan itu sudah berlalu, berganti dengan gerak aktivitas untuk terus melanjutkan hidup karena hidup memang harus tetap berlanjut. Para korban bencana 28 September 2018 itu mematrikan diri untuk bangkit!!!

Setahun setelah bencana dahsyat itu, anak-anak kembali bergandengan tangan menuju sekolah-sekolah, pedagang meramaikan pasar, pegawai rutin ke tempat kerja, sopir mengangkut penumpang, SPBU mengisi BBM kendaraan, rumah sakit melayani pasien, bank menerima setoran simpanan, ekonomi berputar kembali, trauma akan bencana perlahan pulih.

Terdapat sekitar 53.172 Kepala Keluarga yang terdampak bencana pada Jumat itu. Sebagian di antaranya telah mendiami hunian-hunian sementara (Huntara), baik yang dibangun oleh pemerintah melalui Kementerian PUPR, BUMN, maupun oleh lembaga kemanusiaan non pemerintah.

Kawasan Pelabuhan Rakyat yang terdampak tsunmai di Desa Wani, Donggala, Sulawesi Tengah. KM Sabuk Nusantara IV yang terhempas ke darat kini sudah diturunkan ke laut kembali.

Lokasi menara masjid yang ambruk akibat pencairan tanah atau likuefaksi di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah. Lokasi tersebut kini menjadi Memorial Park.

Dalam rentang waktu masa tanggap darurat, sejumlah infrastruktur yang rusak telah tertangani. Listrik mengalir kembali ke pemukiman-pemukiman, tak terkecuali di Huntara. Sistem komunikasi yang sebelumnya lumpuh total kini berfungsi dengan normal kembali.

Kondisi normal seperti sebelumnya memang belum sepenuhnya terwujud, namun masa rehabilitasi dan rekonstruksi yang sedang berjalan diharapkan dapat mengejawantahkan kehadiran negara bagi para korban yang juga rakyat Indonesia.

Lokasi tanah amblas tujuh meter akibat likuefaksi di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah. Lahan tersebut kini masuk dalam "Zona Merah" dan dijadikan Memorial Park.

Kawasan Penggaraman yang terdampak tsunami di Kelurahan Talise, Palu, Sulawesi Tengah. Dari sekitar 21 hektare luas lahan penggaraman tersebut, sekitar tujuh hektare sudah diolah dan berproduksi kembali.

Mal Tatura Palu yang ambruk akibat gempa di Kelurahan Lolu Utara, Palu, Sulawesi Tengah. Reruntuhan mal tersebut telah dibersihkan dan direncanakan akan dibangun kembali.

Pusat pergudangan di Kelurahan Mamboro, Palu, Sulawesi Tengah. Sebagian gudang di komplek tersebut sudah diperbaiki dan difungsikan kembali.

Poros Jalan Suharto yang terdampak likuefaksi di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah. Lokasi seluas 186 hektar tersebut kini menjadi Memorial Park dan kawasan "Red Zone".

Pantai Talise sesaat setelah diterjang tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Pantai wisata tersebut telah dibersihkan dan akan ditata kembali.

Rumah Susun Sewa yang ambruk akibat gempa dan tsunami di Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah. Hingga kini, Rusunawa tersebut belum dibersihkan.

Salah satu titik pengungsian bagi warga di Kelurahan Duyu, Palu, Sulawesi Tengah. Tidak jauh dari tempat tersebut kini sedang dibangun Hunian tetap (Huntap) bagi korban bencana.

Jalan Padanjakaya, Kelurahan Pengawu, Palu, Sulawesi Tengah. Jalan tersebut kini telah diperbaiki kembali.

SPBU I Gusti Ngurah Rai di Kelurahan Palupi, Palu, Sulawesi Tengah.

Jalan poros Palu-Bangga, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Foto dan Teks : Basri Marzuki

Editor : Prasetyo Utomo

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi