Darah seni yang mengalir dalam diri pria kelahiran Cikande, Banten 1950 silam, membawanya malang melintang di dunia seni pentas teater. Bersama Teater Ketjil pimpinan almarhum Arifin C Noor, Tizar Purbaya wara wiri di panggung Teater, sampai pada tahun 1974 dia mulai melirik peran dalam layar lebar dan mulai menekuni pewayangan.<br />
Cerita pewayangan sudah disukai sejak kecil, hingga akhirnya Tizar belajar dalang pada Cakra Hudaya dan Barna Soemantri di Jakarta, namun lebih banyak belajar secara otodidak. Ketika itu ia mulai mencoba mentas dengan wayang golek Sunda dan menggunakan bahasa Indonesia di Taman Ismail Marzuki 1974.<br />
Tizar juga mencoba menggabungkan wayang golek Sunda dan Lenong Betawi dengan iringan musik tradisional Gambang Kromong, yang menjelma menjadi Wayang Golek Lenong Betawi. Sejak itu, Tizar mulai membuat wayang dengan tokoh-tokoh Betawi terkenal, seperti Si Jampang, Si Pitung, Si Manis Jembatan Ancol dan lainnya. <br />
Wayang Golek Lenong Betawi berjudul "Si Manis Jembatan Ancol" pentas pertama kali tahun 2001 di Jakarta. Selanjutnya ia juga merancang beberapa tokoh wayang untuk cerita Betawi, dan bahkan berkembang untuk menjadikan tokoh-tokoh nasional dan internasional untuk dijadikan tokoh wayang goleknya. Gubernur DKI Jakarta, presiden RI hingga presiden Amerika Barak Obama-pun termasuk tokoh yang dijadikan tokoh wayang goleknya.<br />
Di mata Tizar Purbaya wayang golek bukanlah sesuatu yang statis, namun terus berkembang seiring zaman, disamping upaya untuk terus melestarikan wayang-wayang tradisional.<br />
<br />
<br />
Foto dan teks : Paramayuda