Terik matahari bercampur debu jalanan tak menyurutkan niat para pencari sedekah untuk bergegas mengampil posisi di sisi jembatan Sewo, Kecamatan Sukra, Indramayu, Jawa Barat. Sejak pagi puluhan warga dari mulai usia sekolah dasar, dewasa hingga lansia berdiri di sepanjang tepi Jembatan Sewo. Mereka saling berebut uang sedekah yang sengaja dijatuhkan para pengguna jalan yang kebetulan melintas di Jalur Pantura Indramayu.<br />
<br />
Mereka memegang seikat ranting pohon kering yang digunakan sebagai penyapu uang. Khususnya uang logam yang terkadang sulit dijangkau karena uang itu sering menggelinding jauh ke tengah jalan. Dan dari situ mereka di sebut “Penyapu uang Pantura”. Konon aktivitas menyapu uang itu sudah ada sejak lama, namun masih kurang jelas asal muasalnya.<br />
<br />
Sebetulnya mereka menyadari betapa tingginya resiko bahaya yang harus ditanggung seperti tertabrak kendaraan. Oleh sebab itu mereka sengaja memanfaatkan seikat ranting pohon kering sebagai alat bantu. Namun tetap sajak bahaya mengincar mereka sejak mereka datang.<br />
Penghasilan para pemulung uang sedekah tidak sama. Ada yang sehari memperoleh kurang dari Rp 10 ribu. Namun ada juga yang melebihi Rp10 ribu. Semua itu tergantung kondisi keramaian para pemberi sedekah.<br />
<br />
Begitu mudahnya mereka mendapatkan uang meski dengan resiko tinggi membuat banyak orang lebih memilih pekerjaan ini yang kebanyakan semula mereka bekerja sebagai petani atau buruh bangunan. <br />
<br />
<br />
Dedhez Anggara <br />
Teks dan foto<br />