SULUH JAGAWANA HUTAN LEUSER

Syifa Yulinnas

Seraya semburat cahaya matahari menembus di antara dedaunan, sejumlah orang mulai menjejakkan kakinya ke bumi menyusuri lebatnya hutan. Tak kenal siang dan malam, mereka yang biasa disebut Ranger atau jagawana tersebut mulai berpatroli di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) di Aceh.

Bukannya tanpa rintangan, KEL seluas 2,6 juta hektare tersebut menyuguhkan medan yang penuh tantangan. Jalur menanjak, menurun dan bahkan harus mengarungi sungai dan membelah rawa dengan membawa peralatan patroli dan logistik di masing-masing punggung mereka yang mencapai 50 kilogram.

Demi mengembankan tugas negara menjaga hutan Leuser, salah satu paru-paru dunia agar aman dari ancaman kegiatan ilegal seperti pemburuan, perambahan dan pembalakan liar mereka tak mengenal rasa takut dan lelah.

Sejumlah jagawana mengamati peta saat menentukan posisi patroli di Kawasan Ekosistem Leuser.

Sejumlah jagawana berpatroli di Kawasan Ekosistem Leuser.

Dalam setiap masa patroli, tak jarang mereka pun harus membongkar perangkap atau jerat satwa dari pemburu liar. Selain itu pengamatan terhadap jejak, sarang, kotoran ataupun bertemu langsung dengan satwa-satwa yang menghuni KEL merupakan momen yang acap kali mereka jalani. Kamera jebak pun dipasang untuk memantau perkembangan satwa penghuni KEL.

Sejak pertengahan 2013, Forum Konservasi Leuser (FKL) memiliki 28 kelompok kerja jagawana yang masing-masing tim berjumlah empat sampai lima orang. Dalam berpatroli mereka juga didampingi Polhut dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh atau dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.

Mereka berpatroli 15 hingga 23 hari per bulannya, dengan tujuan menjaga kawasan hutan sambil mengumpulkan berbagai data di lapangan yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan oleh berbagai instansi Pemerintah dan pihak terkait.

Sejumlah jagawana membersihkan jerat satwa yang ditemukan saat berpatroli di Kawasan Ekosistem Leuser.

Sejumlah jagawana menunjukkan jerat satwa hasil temuan saat berpatroli di Kawasan Ekosistem Leuser.

Jagawana adalah bagian tidak terpisahkan dari KEL, karena KEL merupakan wilayah penting dengan berbagai keanekaragaman hayati seperti empat satwa kunci sumatera yaitu harimau sumatera, badak sumatera, gajah sumatera dan orang utan sumatera.

Hutan Leuser merupakan salah satu aset Indonesia yang harus sama-sama kita jaga karena jutaan orang menggantungkan hidup dari hutan ini, salah satunya sebagai sumber air bagi masyarakat di sekitarnya.

Seorang jagawana mengamati sarang Orangutan Sumatra (Pongo abelii) di Kawasan Ekosistem Leuser.

Satu individu Orangutan Sumatra (Pongo abelii) bergelantungan di dahan pohon di Kawasan Ekosistem Leuser.

Seorang jagawana membasuh mukanya dengan air sungai saat berpatroli di Kawasan Ekosistem Leuser.

Seorang jagawana memasak air saat istirahat di sela-sela berpatroli di Kawasan Ekosistem Leuser.

Sejumlah jagawana beristirahat di sela-sela berpatroli di Kawasan Ekosistem Leuser.

Pemandangan air terjun Lae Soraya di Kawasan Ekosistem Leuser.

Foto dan Teks: Syifa Yulinnas

Editor: Widodo S Jusuf

Licence

Choose the license that suits your needs
$ 200
Photo Story Regular
Editorial and Online, 1 domain
$ 500
Photo Story Exhibition & Publishing
Photo Exhibition & Publishing